>

DISWAY: Tanah Air

DISWAY: Tanah Air

 

Amat Kaselanovic

Pak Hariyanto perusuh Disway ya Om Jo. Soalnya mata beliau lebih tajam daripada mata saya. Saya agak kurang jelas membaca tulisan di foto baju, makanya perlu nge-zoom dulu. Itu pun kadang masih terlihat samar tulisannya. Xixixixixixixi

 

Leong Putu

Terpaksa buka Disway lewat web. Mata saya sedikit ada gangguan. Kurang jelas melihat yang warna kuning tersebut. Kalau lewat web bisa di zoom. Saya kira yang warna kuning itu Banner iklan jamu. Ternyata iklan susu.... Makanya mata saya langsung seger.

 

Disway 17087049 Rijal

Dua bulan lalu, kami sekeluarga dari Jambi pulkam ke tempat istri di trans subur, muara rupit, Kab Musi Rawas Utara. Lanjut liburan ke pantai Bengkulu. Benar kata Abah. Jalan dari Curup apalagi  masuk Kepahiang, jalannya bikin mabuk kepayang. Di bandingkan dengan Kerinci, lebih nyaman ke Kerinci, jalan nya lebih lebar aman dan nyaman.  Salam Sehat untuk Abah selalu.

 

Mirza Mirwan

Sejauh yg. saya perhatikan, sejak kemunculan Teh CuNur tak pernah ada komentar Teteh yg. berpotensi menyinggung pembaca lain. Tetapi bila benar Teteh mau undur diri -- tak lagi menulis komentar -- itu baik juga. Saya sendiri juga kadang libur, bisa seminggu, bisa sebulan, bisa beberapa bulan. Tergantung kesibukan saya. Teteh sepertinya membaca semua komentar. Kalau saya membacanya secara acak. Karena sudah hafal siapa komentarnya seperti apa. Yang biasa komentar sampah, pasti saya lewati. Masih mending komentar yang sebenarnya \"meaningless\" tetapi cukup menghibur. Itu masih saya baca. Harapan saya, sih, Teteh masih menulis komentar sesekali. Kalaupun tidak, ya, nggak pa-pa. Fokus pada pekerjaan dan keluarga memang lebih baik, kok. Kiranya Allah selalu memberkati Teteh sekelarga. Aamiin.

 

Er Gham

Tahun 2010 saya pernah mampir ke Baturaja. Sopir kantor sudah ketar ketir dan mengingatkan agar jam 4 sore sudah berangkat kembali dari Baturaja ke Palembang. Tapi sampai jam 4.30 sore, kami belum berangkat juga. Sopirnya semakin khawatir. Dia merokok terus menerus. Orang cabang juga sudah minta kami menginap saja semalam di Baturaja. Akhirnya sore jam 5 kurang kami berangkat. Sopirnya bawa mobil seperti kesetanan. Padahal tidak semua jalan mulus. Anda seperti mengikuti rally melewati perkebunan. Apalagi jalan begitu gelap saat melintasi kebun karet.  Tidak satupun mobil ada dari arah Prabumulih ke Batujajar. Di tengah jalan, kami menemui 1 mobil yang juga bergerak seperti kesetanan. Tapi bisa kami dekati dan akhirnya seperti konvoy 2 mobil karena begitu berdekatan. Jalan begitu sepi. Sampai di Prabumulih, sopir mulai tenang. Saya baru tahu ternyata jalur itu memang rawan saat itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: