Angkat Disertasi Stunting, Asparian Raih Nilai A
Pada Prodi Doktor Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi
MENGANGKAT judul disertasi Faktor Sosial Ekonomi dan Dampaknya Terhadap Stunting di Provinsi Jambi, Asparian berhasil meraih nilai A dalam ujian promosi Prodi Doktor Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi (FEB-Unja). Usai ujian promosi doktor saat diwawancara Asparian mengatakan, mengapa mengambil judul disertasi tersebut, ini berangkat dari pengalaman dirinyayang pernah dibirokrasi mejadikepala puskesmas, kasi gizi lalu kabid di Dinkes Kerinci, dan melihat kenyataan bahwa permasalahan gizi terutama stunting di Provinsi Jambi tidak pernah bisa diselesaikan secara penuh, padahal anggaran yang dikucurkan telah cukup banyak.
“Itulah yang menyebabkan saya terpanggil mengambil judul tersebut, sebagai salah satu upaya untuk memberikan masukan bagi penanganan stunting di Provinsi Jambi. Rekomendasi atau saran kepada pengambil kebijakan, akan menjadi bahan yang bisa diterapkan dalam penanganan stunting disetiap kabupaten/kota,” kata Asparian kemarin (29/3).
Dikatakannya, stunting adalah kondisi anak-anak yang menderita keterlambatan pertumbuhan akibat malnutrisi sehingga meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas. Stunting merupakan dampak dari kekurangan nutrisi jangka panjang, dan seringkali mengakibatkan terhambatnya perkembangan mental, prestasi sekolah yg rendah, dan berkurangnya kapasitas intelektual.
‘Anak balita yang menderita stunting akan mengalami penurunan tingkat kecerdasan, meningkatkan resiko terhadap penyakit. Beberapa penyebab kejadian stunting, UNICEF mendeskripsikan akar masalah malnutrisi berkaitan dengan faktor sosial dan ekonomi, diantaranya tingginya angka kemiskinan, keterbatasan kepemilikan asset, struktur harga, pola subsidi dan tingkat pendapatan,” paparnya.
Dalam bidang politik dipengaruhi juga oleh terbatasnya pemberdayaan perempuan, terbatasnya pengelolaan modal sosial, Ketahanan keluarga dan ketahanan pangan yang masih rendah, sedangkan untuk faktor eksternal masyarakat yakni efisiensi dan efektifitas penggunaan tekonologi. Pendapat lain menyatakan bahwa akar masalah malnutrisi adalah rendahnya status sosial budaya, sosial ekonomi dan sosial politik, faktor lain yakni rendahnya potensi sumberdaya lingkungan hidup,” terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: