DISWAY: Planetarium Walisongo
Kini ada enam gedung baru di UIN Walisongo –masing-masing tujuh lantai. Lalu ada kebanggaan baru itu: planetarium. Perubahan status dari institut ke universitas baru terjadi tahun 2014 –yang tanda tangan SK-nya Presiden SBY, yang meresmikan Presiden Jokowi.
Planetarium itu telah memperkukuh UIN Walisongo sebagai pusat ilmu falak. Prodi itu sudah ada sejak Walisongo berdiri: 1970. Rektor pertamanya memang ahli falak: KH Zubair Umar al-Jailany. Keahliannya dalam ilmu falak diakui dunia Islam. Beliau, almarhum, pernah mengajar ilmu falak di Mesir.
Falak artinya: orbit benda langit. Ilmu ini sangat populer di pondok-pondok pesantren. Di Jepara. Di Kudus. Di Gresik. Di Kediri. Dan banyak lagi. Di Islam ilmu ini dianggap penting karena menyangkut ketepatan waktu salat, puasa Ramadan, Idul Fitri dan puasa tiga hari di bulan haji.
Walisongo mengembangkan ilmu falak itu lengkap. Mulai S-1 sampai S-3. Peminatnya pun ada –meski tidak sebanyak prodi lain. Tahun lalu calon mahasiswa yang mendaftar sampai 600 orang. Yang diterima hanya 60. Berarti inilah prodi dengan peminat terkecil. Total yang mendaftar di Walisongo 75.000 orang –yang diterima hanya 6.000 orang.
Salah satu mahasiswa S-3 ilmu falak itu bernama Ahmad Syifaul Anam. Syifaul sendiri adalah dosen ilmu falak di Walisongo. Umur 41 tahun. Asli Jepara. Ada seorang kiai ahli falak di tempat asalnya: KH Noor Ahmad SS. Terkenal sekali. Sering masuk TV, terutama setiap menjelang puasa.
Syifaul terinspirasi dari kiainya itu. \"Itulah guru falak pertama saya,\" ujar Syifaul. Guru-guru lainnya adalah: KH Slamet Hambali dari Semarang, Dr KH Ahmad Izzuddin dari Kudus, Prof Thomas Djamaluddin yang mantan kepala LAPAN.
Kini nama prodi itu sudah diperbarui: ilmu falak dan astronomi Islam. Pelajaran-pelajaran di astronomi ITB juga diajarkan –40 persennya. Misalnya: Astronomi 1, Astronomi 2, Astronomi Bola, Astrofisika, Matematika Astronomi, Algoritma, dan Pemrograman. Masing-masing 2 SKS.
Lalu Praktikum Falak 6 SKS dan Sistem Penanggalan 2 SKS.
Selebihnya adalah ilmu falak yang terkait langsung dengan fikih –aturan peribadatan dalam Islam.
Meski teknologi astronomi sudah sangat maju Syifaul mengingatkan: teknologi itu sebenarnya hanya membantu. Titik beratnya tetap harus pada fikih.
Syifaul memberi contoh orang yang terkena ludah anjing. Sesuai dengan ajaran Islam harus dibersihkan dengan tanah campur air. \"Tidak harus pakai teknologi untuk mengecek apakah ludahnya sudah bersih,\" katanya.
Tentu Walisongo punya fokus lain: mederasi beragama. Itu sesuai dengan namanya: Walisongo –sembilan tokoh penyebar Islam di Jawa yang sangat akomodatif terhadap budaya lokal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: