DISWAY: Percaya Dokter

DISWAY: Percaya Dokter

Pryadi Satriana?Saya rasa Abah bukan kadrun, tapi \"meh\". Begitu Taliban berkuasa ikut euphoria, nulis bbrp kali ttg Taliban. Sik ketok \"halu.\" Merasa Afghanistan akan lebih baik dibawah Taliban, hi..hi..Melok2 JK. Iki yo ngono, diberi tahu \"orang asing\" H-Index AA = 1, langsung melok \"memvonis\" AA gak pantes ngajar di UI, walaupun gak ditulis.  Bbrp guru besar UI tak terindeks di Scopus. Ketua Dewan Guru Besar pun H-indeks Scopus = 1. Mau dibahas semua itu sama Abah? Mau protes ke Webometrics kok UI no 1 di Indonesia? Wis ta Bah, lek gak sepiro ngerti gak usah melok-melok, malah golek masalah, kadrun diberi \"panggung\" yo gak salah \'njenengan diarani kadrun sisan. Aku sih ngarani \"meh kadrun.\" Mugo2 ndhang waras.

Tony Stark?Sebenarnya mudah kalo mau adil. Brp score index scopus Rocky Gerung pujaan desi yg katanya lbh hebat dari AA, ternyata lbh rendah dari AA alias tdk terdaftar hahaha. Btw kriminal yg ditembak mati di KM 50 tdk bisa dibandingkan dgn AA, yg bisa dibandingkan itu peristiwa pemukulan Sarumpaet yg ternyata hoax hahaha.

Johannes Kitono?Typo : Ir Karim alumni IPB eharusnya Ir Kasim asal Aceh yang terjebak KKN selama 15 tahun di Pulau Seram. Mengabdikan diri kepada masyarakat petani disana. Taufik Ismail yang alumni FKH - UI ( sebelum beralih ke IPB ) merasa malu membandingkan dirinya yang Drh tapi penyair dengan prestasi Kasim yang mengabdi tanpa pamrih. Rektor IPB, Prof A H Nasution memberikan gelar Insinyur Kehormatan kepada Ir. KASIM yang memang pantas disandangnya. 

donwori?dalam dunia akademis ada 3 kriteria utama tugas seorang dosen : pengabdian mesyarakat, pengajaran, penelitian. skor H-index itu ranahnya penelitian. sementara banyak dosen2 lain, tidak cuma AA, yg lebih memilih fokus di pengajaran sampai lupa di penelitian. apa itu salah? nggak juga. kalau ada dosen yg ngejar tiga kriteria diatas secara maksimal artinya dia dosen top dan calon profesor di masa mendatang. kalau memilih fokus di pengajaran/pengmas ya itu hak dia. toh meskipun ga bertitel profesor dia tetap boleh membimbing mahasiswa untuk meraih gelar s1/s2.

sementara untuk komparasi dengan peristiwa KM50 itu ga sepadan. yg di jalan tol itu diawali dari saling kebut2an di jalanan dan tembak menembak. udah jadi resiko ketika ada yg melawan petugas ya siap2 aja dibedil. sementara yg di depan gedung DPR kemarin satu orang lagi ikutan demo dengan damai, tidak sedang memprovokasi, tidak sedang teriak2 macam orang gila, tau2 didatangi puluhan massa langsung main gebuk dan melorotin celana. dari dua kejadian itu konstruksi peristiwanya sama sekali berbeda.

Pryadi Satriana?Kasali, dan Prof. Dr. Harkristuti Harkrisnowo  (Ketua Dewan Guru Besar UI) pun H-Index Scopus = 1. Jadi, itu bukanlah segala-galanya. Guru Besar pun tidak selalu tulisannya terindeks di Scopus. Dari empat guru besar di Dept. Ilmu Komunikasi, sejawat AA, dua orang H- Index Scopus = 0 dan dua orang lainnya, H-Index Scopus: - (not found). Terindeks di Scopus hanya menunjukkan bahwa artikel yg ditulis memenuhi kriteria Scopus, bukan menunjukkan penguasaan ilmunya, apalagi pengamalan ilmunya. Pak DI perlu lebih hati- hati, apalagi terhadap orang yg nggak dikenal atau baru  kenal. Saya rasa Pak DI lupa ini walaupun sering ke Amerika: \"Don\'t talk to a stranger, (apalagi berbagi lapak).\"  CMIIW. Salam.

Mirza Mirwan?Seandainya Anda semua membaca artikel Desi Armando hari ini dengan cermat, pasti Anda sepakat dengan saya: Pak DI tidak dalam posisi menghakimi yang ini salah, yang itu benar. Atau sebaliknya.

Pak DI hanya memuat apa yang ditulis Desi Suyamto untuk Pak DI. Mungkin Desi menganggap tulisan Pak DI dalam edisi Demo Armando kemarin itu kesannya seperti \"membela AA\". Biar berimbang, ya sudah, dimuatlah \"nota keberatan\" dari DS yang dosen IPB itu. Pemuatan itu, mestinya, tidak harus dibaca bahwa Pak DI sepenuhnya setuju dengan substansi tulisan DS. Tetapi, ya, begitulah. Banyak pembaca, yang sebenarnya \"well educated\", menganggap Pak DI sepemikiran dengan Desi. Lalu menyematkan atribut macam-macam yang berkonotasi negatif.

Sabar, Pak DI.

sinung nugroho?Ternyata polarisasi itu masih terjadi, bahwa yg bukan kelompoknya \"pasti salah\" itulah doktrin yg masih dipegang erat2 oleh 2 kubu. Semoga kubu \"diam\" jumlahnya jauh lebih banyak

Pedro Patran?Aneh..! Gara² artikel Disway hari ini (yg jelas² bukan kàrya Abah), dan itu sebagai upaya \"cover both side\",  eh.. malah Abah di kadrun-kadrun. kan.  Sabaar.. Abah..

Pryadi Satriana?Skrg ini sdh ada yg nggak mau lagi baca tulisan Abah krn dianggap gak objektif, ada jg yg bilang Abah itu kadrun berbaju nasionalis, saya sendiri menganggap Abah \"meh kadrun\" krn gampang dipengaruhi hal2 yg berbau kadrun, yg - kalau mengingat usia, latar belakang, dan pengalaman Abah - rasanya agak naif juga. Atau, mungkin juga Abah \"sengaja kumat\" supaya lapaknya rame. Siapa tahu? Maaf kalau ada yg kurang berkenan. Salam.

Pryadi Satriana?Maunya Pak DI sih membuat \"penyeimbang\" tulisan ttg AA. Dimuatlah tulisan \"orang asing\" ttg AA, yg memasalahkan AA: kok H- index Scopus \"cuma\" = 1? Pak DI \"gumun\": kok dosen senior di UI H-Index Scopus-nya = 1? Pak DI lupa 3 hal:

  1. Harus hati2 menyikapi orang asing.
  2. Harus hati2 menulis atau berkomentar di forum publik: YM dibilang ustad paling sabar, ternyata ... Anda sudah tahu.
  3. Ojo gumunan. Ojo kagetan. Dikirimi berita \"heboh\" langsung dimuat atau dijadikan bahan tulisan: ttg Taliban, ttg Dirut Garuda, ttg Terawan vs IDI, dan ttg yg dimuat hari ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: