DISWAY BARU

Aksi Berbahasa Melalui Sastra Dari Gelar Workshop Sastra di SMK 4 Sarolangun

Aksi Berbahasa Melalui Sastra Dari Gelar Workshop Sastra di SMK 4 Sarolangun

Aksi Berbahasa Melalui Sastra Dari Gelar Workshop Sastra di SMK 4 Sarolangun-Ist-

SAROLANGUN, JAMBIEKSPRES.CO.ID - SMK 4 Sarolangun, kemarin menggelar pelatihan Dasar Kebahasaan dan Kesastraan bagi guru dan siswa, 22-23 Oktober 2025, di Ruang Laboratorium Seni SMK 4 Sarolangun dengan narasumber sastrawan Jambi, EM Yogiswara. 

BACA JUGA:Update Harga Emas di Pegadaian Kamis 23 Oktober 2025, Hari Ini Kompak Merosot

Menurut Kepala SMK 4 Sarolangun, Fairuz Zabadi, SPd.I, MPd.I, kegiatan Pelatihan Dasar Kebahasaan dan Kesastraan ini merupakan upaya untuk meningkatkan kebahasaan dan Kesastraan bagi siswa dan gurui di lingkungan sekolah.

BACA JUGA:Mencekam! Sedang Memanen Damar, Warga Riau Selamat Usai Diserang Dua Harimau

‘’Bahasa merupakan alat komunikasi utama manusia untuk mengekspresikan pikiran, perasaan, dan pengalaman hidup. Melalui bahasa, diharapkan siswa dapat membangun kebudayaan dan peradaban. Satu diantara bentuk tertinggi dari penggunaan bahasa adalah sastra. sastra bukan hanya sekadar karya tulis indah, tetapi juga wadah ekspresi, refleksi, dan aksi sosial yang berakar dari bahasa,’’ sebut Fairuz Zabadi. 

Sementara guru pendamping SMK 4 Sarolangun, Novi Marwati, SS, MPd dan Fitri Fajrianti SPd Gr, mengatakan tema kegiatan ini adalah Aksi Berbahasa Melalui Sastra. Sastra merupakan bentuk tindakan komunikatif yang aktif. Melalui puisi, prosa, drama, dan karya lainnya, sastra menjadi media aksi yang mampu menyuarakan nilai kemanusiaan, keadilan, pendidikan, hingga perubahan sosial. 

‘’Implementasi sastra dalam kehidupan tidak hanya terbatas pada kegiatan menulis dan membaca, tetapi juga dalam menginternalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu, ‘aksi berbahasa’ berarti penggunaan bahasa sebagai tindakan yang memiliki tujuan —baik untuk mengungkapkan gagasan, memengaruhi pembaca, maupun membangun kesadaran sosial. Ketika dikaitkan dengan sastra, aksi berbahasa berarti menjadikan karya sastra sebagai alat bertindak melalui kekuatan bahasa — untuk menginspirasi, mengkritik, bahkan mengubah masyarakat,’’ paparnya. 

Sementara itu, narasumber Pelatihan Dasar Kebahasaan dan Kesastraan, EM Yogiswara, memaparkan fungsi sastra dalam kehidupan, antara lain: fungsi estetik, fungsi didaktik, fungsi sosial, fungsi kultural, fungsi rekreatif. Sementara implementasi sastra secara umum dapat diwujudkan melalui berbagai bidang, antara lain: pendidikan, budaya dan tradisi, media dan komunikasi sosial, gerakan sosial dan humaniora. Sedangkan sastra disebut aksi karena menyuarakan gagasan dan nilai melalui bahasa, menggerakkan emosi dan pemikiran pembaca, menjadi alat komunikasi sosial antara pengarang dan masyarakat. 

‘’Sedangkan bentuk implementasi sastra dalam aksi berbahasa, yakni puisi, cerpen dan novel, drama dan teater, sastra lisan dan media digital: video puisi, podcast sastra, dan literasi media sosial. Bahasa dalam sastra digital sering bersifat interaktif, kreatif, dan cepat viral, menjadikannya alat aksi berbahasa masa kini. Aksi berbahasa melalui sastra berarti menjadikan sastra bukan hanya bacaan, tetapi tindakan berbahasa yang membangun nilai, kesadaran, perubahan dan membawa pesan kebaikan, keindahan, dan kemanusiaan,’’ tandas EM Yogiswara. (Hnd)

 

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: