Pembangunan Stockpile SAS Tak Mengancam Ketahanan Pangan, Justru Mendukung Penataan Tata Ruang yang Responsif
Mukhtadi Putranusa--
Oleh: Mukhtadi Putranusa
Kembali saya terusik adanya narasi yang menyatakan bahwa keberadaan stockpile PT SAS di wilayah Aur Kenali, Kota Jambi, merupakan ancaman terhadap ketahanan pangan nasional adalah bentuk kekhawatiran yang berlebihan.
BACA JUGA:Pemkot Jambi: Izin PT SAS Terbit Tanpa Pembahasan di Daerah
Begitu seramnya narasi itu, seolah-olah Gunung Kerinci Meledak menghancurkan ratusan ribu atau jutaan hektar lahan pertanian. Padahal yang akan dipakai hanya lah belasan hektar atau paling banyak puluhan hektar.
BACA JUGA:PT SAS Pasang Spanduk di Dekat Lokasi Land Clearing, Ini Tanggapan WALHI
Narasi itu saya anggap kurang memahami dinamika aktual pembangunan daerah, khususnya dalam konteks penyesuaian tata ruang dan kebutuhan infrastruktur energi.
Sebab ketahanan pangan tidak diukur semata dari eksistensi formal kawasan pertanian saja, melainkan dari kemampuan sebuah wilayah menyediakan pangan secara berkelanjutan.Yang dimaksud keberlanjutan melalui sistem produksi, distribusi, dan konsumsi yang efisien.
BACA JUGA:Meriah! Alam Barajo Gelar ALTAR 2025 : Lomba, Gotong Royong Hingga Sosialisasi Program Jambi Bahagia
Dalam hal ini, pembangunan stockpile batu bara PT SAS tidak memanfaatkan lahan produktif pertanian, melainkan area yang secara praktik sudah tidak aktif digunakan untuk kegiatan pertanian intensif.
Selain itu lokasi yang disebut sebagai “zona pertanian” dalam RTRW sesungguhnya memiliki potensi untuk dialokasikan sebagai zona pendukung infrastruktur. Sebagaimana diatur dalam prinsip dinamis penataan ruang.
Penyesuaian terhadap RTRW adalah bagian sah dari sistem perencanaan wilayah, sebagaimana diatur dalam Pasal 34 UU No. 26 Tahun 2007. Pasal ini , yang memperbolehkan perubahan tata ruang dengan mekanisme legal melalui revisi atau penyesuaian berbasis kebutuhan strategis daerah.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


