Matematika dan Moderasi: Menghitung Nilai, Menanam Toleransi

Matematika dan Moderasi: Menghitung Nilai, Menanam Toleransi

Marsono--

 Oleh : Marsono (Project Management Unit Tanoto Foundation )

Bayangkan seorang guru matematika di sebuah SD di pedalaman Riau, tengah berdiri di depan kelas dan menjelaskan konsep pembagian kepada siswanya.

 

Alih-alih hanya melempar pertanyaan, “Bagikan 12 apel ke 4 orang, masing-masing dapat berapa?”, ia memodifikasi narasi menjadi: “Jika kamu memiliki 12 kue dan sedang berbagi dengan teman-temanmu yang berbeda suku dan agama, bagaimana kamu bisa membaginya secara adil agar semua merasa dihargai?”

BACA JUGA:Pemkab Muaro Jambi Bersama Tanoto Foundation Gelar Workshop Rapor Pendidikan Tahun 2025 

Terdengar sederhana. Namun, dari situlah logika dibentuk dan yang tak kalah penting, benih toleransi bisa bertumbuh.

 

Matematika selama ini memang identik dengan materi yang mengasah keterampilan berhitung dan berlogika. Seluruh hasil dihitung menggunakan parameter yang pasti berupa angka.

BACA JUGA:Pemkab Batang Hari-Tanoto Foundation Dorong Perencanaan PendidikanBerbasis Data LewatWorkshop Rapor Pendidikan 

Namun di sisi lain, matematika juga menjadi pelajaran yang sangat menyenangkan. Apalagi jika pembelajaran tersebut digunakan sebagai sarana menanamkan nilai-nilai luhur seperti moderasi beragama dan kebhinekaan.

 

Nilai-nilai seperti sikap adil, toleran, seimbang, dan keberagaman dapat diajarkan melalui pendekatan yang  menarik dan menyenangkan. Pengajaran ini dapat ditanamkan ke siswa dan menjadi pegangan mereka dalam kehidupan berbangsa.

BACA JUGA:Tanoto Foundation Fellowship Program 2025 kembali Dibuka, Siap Cetak Pemimpin Muda untuk Pendidikan Indonesia 

Ya, matematika bisa menjadi sarana untuk menyampaikan pembelajaran moderasi beragama.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: