Kolaborasi Warga RT 21 Lahirkan Kampung Edukasi, Diza: Ini Wujud Nyata Kampung Bahagia

Kolaborasi Warga RT 21 Lahirkan Kampung Edukasi, Diza: Ini Wujud Nyata Kampung Bahagia

Kolaborasi Warga RT 21 Lahirkan Kampung Edukasi, Diza: Ini Wujud Nyata Kampung Bahagia--

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Wakil Wali Kota Jambi, Diza Hazra Aljosha, S.E., M.A., menyampaikan apresiasi atas hadirnya Kampung Edukasi Nan Bahagia, sebuah inovasi dari warga RT 21 Kelurahan Bakung Jaya, Kecamatan Paal Merah, yang dinilai selaras dengan arah kebijakan pembangunan Kota Jambi.

Apresiasi tersebut disampaikan Diza saat meresmikan secara langsung Kampung Edukasi Nan Bahagia, pada Jumat siang (11/7/2025).

BACA JUGA:Kasus Kematian Brigadir Nurhadi, Ini Komentar Kompolnas Setelah Datangi Polda NTB

“Ini merupakan inovasi yang sangat positif dan patut diapresiasi. Kampung Edukasi Nan Bahagia ini menjadi salah satu bentuk nyata implementasi dari Program Prioritas Pemerintah Kota Jambi, yakni Kampung Bahagia, yang mendorong kemandirian, kolaborasi, serta peningkatan kualitas hidup masyarakat,” ujar Diza.

BACA JUGA:Undian Kualifikasi Piala Dunia 2026, Timnas Indonesia Masuk di Pot 3, Berikut Daftarnya

Ia menambahkan, inovasi berbasis komunitas seperti ini dapat menjadi contoh (best practice) yang layak untuk direplikasi di wilayah-wilayah lain di Kota Jambi.

Pada kesempatan tersebut, Wakil Wali Kota Jambi, Diza Hazra Aljosha, juga menekankan pentingnya pengelolaan sampah organik melalui pendekatan ekonomi sirkular, yang sejalan dengan sejumlah kegiatan produktif masyarakat di Kelurahan Bakung Jaya, salah satunya adalah budidaya maggot.

BACA JUGA:Tok! Harga BBM Pertamina di Jakarta Naik Rp580/Liter, Berikut Harga Baru BBM di SPBU Berlaku Sabtu 12 Juli 202

“Budidaya maggot ini merupakan solusi ramah lingkungan yang bernilai ekonomi. Maggot adalah larva yang mampu mengurai sampah organik seperti sisa makanan, sayuran dan buah busuk, kotoran ternak, hingga limbah pasar. Selain efektif mengurangi volume sampah secara cepat dan efisien, maggot juga menghasilkan pakan ternak berkualitas tinggi dengan kadar protein yang sangat baik, terutama untuk ikan, ayam, dan unggas lainnya,” jelasnya.

Ia menambahkan, konsep ini merupakan bentuk nyata dari prinsip ekonomi sirkular, yaitu memanfaatkan limbah sebagai sumber daya dalam proses produksi dan konsumsi yang berkelanjutan.

“Karena kegiatan yang baik tidak lahir begitu saja, tapi muncul dari kolaborasi yang baik antara masyarakat, pemerintah, dan berbagai pihak yang peduli terhadap lingkungan dan pembangunan berkelanjutan,” sambungnya.

Merujuk pada Rencana Induk Pengelolaan Sampah Kota Jambi Tahun 2025–2045, Wakil Wali Kota Jambi, Diza Hazra Aljosha, mengungkap bahwa sampah rumah tangga masih menjadi penyumbang terbesar, yakni mencapai 57,7 persen dari total sampah kota. Dari angka tersebut, sampah makanan mendominasi sebesar 58,33 persen, yang umumnya langsung berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

“Proses pembusukan di TPA bukan hanya menyia-nyiakan potensi nilai ekonomi dari sampah organik, tapi juga memicu produksi gas metana, yang merupakan salah satu gas rumah kaca penyumbang pemanasan global,” ujar Diza.

Oleh karena itu, menurutnya, upaya inovatif yang telah dilakukan warga RT 21 Kelurahan Bakung Jaya patut diapresiasi dan dijadikan percontohan. Melalui budidaya maggot, mereka berhasil mengelola sampah organik menjadi produk bernilai ekonomi tinggi.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait