DISWAY BARU

Langkah Nyata Sari Aditya Loka Dorong Kemandirian Ekonomi Suku Anak Dalam

Langkah Nyata Sari Aditya Loka Dorong Kemandirian Ekonomi Suku Anak Dalam

Dua Pemuda SAD, Bejujung dan Besiar saat Wisuda D3 Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi.--

Sementara untuk bidang pendidikan, PT SAL memfokuskan perhatian pada peningkatan akses dan pembinaan karakter. Saat ini, 412 siswa dari tujuh komunitas ketemenggungan—mulai dari PAUD hingga perguruan tinggi meraih manfaat dari berbagai program pembelajaran. Dampaknya terasa jelas, semakin banyak anak perempuan yang memilih melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

Asisten Corporate Social Responsibility  PT SAL, Slamet Riyadi, perjalanan generasi penerus SAD mengikuti pendidikan mencerminkan pergeseran budaya yang bermakna; jika dahulu lazim bagi anak perempuan untuk menikah segera setelah lulus SMP, kini mulai tumbuh aspirasi untuk terus belajar dan mengejar pendidikan tinggi. 

“Perubahan ini merupakan salah satu hasil dari program perusahaan, yang bertujuan memberikan akses setara terhadap pendidikan berkualitas bagi anak-anak SAD,” ungkapnya.

Program-program pendidikan ini mencakup pendirian Pusat Belajar, Sokola Bejelon, peningkatan kapasitas guru, hingga pertemuan rutin dengan orang tua. Siswa pun aktif mengikuti kegiatan akademik dan ekstrakurikuler seperti Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat kabupaten, dan pesantren Ramadan.

Slamet dengan bangga juga menceritakan kisah Erik, siswa dari komunitas Temenggung Ngepas yang bersekolah di SDN 250 Gading Jaya. Erik berhasil meraih medali perunggu dalam cabang atletik di O2SN Kecamatan Tabir Selatan. “Prestasi Erik adalah bukti bahwa kesempatan yang tepat bisa membuka jalan bagi anak-anak SAD untuk bersinar, baik di bidang akademik maupun olahraga,” katanya.

Kisah inspiratif lain datang dari Fauzan, Bejujung, dan Besiar—tiga alumni universitas yang binaan PT SAL. Kini mereka kembali ke komunitas untuk mengembangkan program pertanian berkelanjutan melalui pendampingan kelompok tani. Di Pusat Pembelajaran Pertanian Suluh Rimbo yang didirikan sejak 2018 oleh PT SAL, petani SAD belajar menanam cabai, jagung manis, hingga serai wangi. Hasil panen tidak hanya mencukupi kebutuhan pangan keluarga, tetapi juga dijual di pasar lokal untuk menambah pendapatan. 

Pendampingan kelompok tani bahkan mengelola tiga hektare lahan keluarga secara kolektif, di wilayah Meriau, lengkap dengan sarana, bimbingan teknis, dan dukungan pasca panen. “Suluh Rimbo atau Agriculture Learning Centre (ALC) adalah wujud nyata komitmen kami untuk mengajarkan keterampilan yang bisa diwariskan lintas generasi,” tambah Slamet.

Komitmen PT SAL juga tercatat ke bidang kesehatan, seperti layanan Posyandu rutin menjangkau ratusan balita dan ibu hamil, menyediakan Pemberian Makanan Tambahan (PMT), hingga  pemeriksaan kesehatan, dan rujukan medis.

PT SAL juga aktif bersama pemerintah dalam mendorong kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP) bagi SAD. Gagasan ini yang telah dijalankan sejak 2018 dan sampai dengan Mei 2025 sebanyak 895 jiwa SAD telah memiliki E-KTP yang tersebar di Kabupaten Sarolangun, dan Merangin. 

Berkat capaian tersebut, warga SAD yang telah memiliki E-KTP juga memperoleh jaminan sosial yang disediakan oleh negara seperti Bantuan Pangan Non Tunai dan Kartu Indonesia Sehat. 

“Perusahaan percaya bahwa pemberdayaan masyarakat lokal dan adat adalah kunci untuk menciptakan kemajuan yang berkelanjutan. Melalui pendekatan kolaboratif, kami ingin memastikan setiap program benar-benar bermanfaat, menghargai kearifan lokal, dan memperkuat kemandirian komunitas,” tutup Slamet.(*)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait