JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Infeksi HIV, Sifilis dan Hepatitis B merupakan penyakit menular yang hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan di dunia termasuk di Indonesia.
Kejadian penularan dari ibu ke anak menempati urutan tertinggi kejadian penularan pada ke-3 penyakit ini.
BACA JUGA:PTPN IV Regional 4 Jambi-Sumbar Raih Penghargaan SMART Account Champion Juara 3
Penularan HIV dari ibu ke anak sebesar 20-45%, penularan sifilis dari ibu ke anak sebesar 69-80% dan penularan Hepatitis B pada ibu hamil ke anak sebesar 90-95%.
Dampak ibu hamil yang memiliki penyakit menular menimbulkan dampak negatif bagi bayi.
Lebih dari 90% penyakit menular langsung pada bayi seperti Hiv,Sifilis dan Hepatitis B ditularkan dari ibu yang terinfeksi , pada ibu hamil yang terinfeksi Hiv separuh anak yang dilahirkan akan terinfeksi HIV, tanpa pengobatan yang tepat dampaknya adalah kematian, pada ibu hamil yang terinfeksi Sifilis 67% bayi bayi akan terinfeksi yang mengakibatkan abortus dan kematian, demikian pula pada 90% bayi yang terinfeksi Hepatitis B berpotensi menjadi kronis dengan resiko berbagai komplikasi seperti Hepatitis kronis yang parah, Kanker Hati serta menjadi sumber penularan Hepatitis B selama hidupnya.
Upaya pemerintah memutus rantai penularan infeksi Hiv, Sifilis dan Hepatitis B dari ibu ke anak adalah melalui program Triple Eliminasi yang bertujuan mengurangi risiko penularan tiga penyakit dari ibu hamil ke bayi selama kehamilan, persalinan, atau melalui menyusui, tujuan untuk mencegah penyakit tersebut pada bayi baru lahir dan memberikan perlindungan kepada ibu selama kehamilan diantaranya yaitu tes dan konseling deteksi dini Hiv, Sifilis, dan Hepatitis B, Terapi Antiretroviral (Arv), pengobatan Sifilis, Vaksinasi dan imunisasi Hepatitis B, pemantauan dan perawatan bayi, pemberian asi yang aman, edukasi dan dukungan.
Pengabdian Masyarakat adalah salah satu kegiatan Tridarma perguruan tinggi dosen Poltekkes Kemenkes Jambi. Pengabdian masyarakat dilakukan Wilayah Kerja Puskesmas Penyengat Olak yang dilaksanakan oleh Ketua Tim, Bdn. Dewi Nopiska Lilis, M.Keb dan Anggota Bdn. Murdayah, M.Keb.
Adapun solusi yang ditawarkan sesuai dengan permasalahan adalah pemberdayaan kader dan edukasi pada ibu hamil itu sendiri.
Pemberdayaan kader yaitu memberdayakan kader dengan mengajarkan kader untuk dapat memberikan edukasi menggunakan media buku saku yang berisikan tentang Triple Eliminasi kepada ibu hamil.
Dalam hal ini dapat dijadikan sebagai upaya pencegahan dan penatalaksanaan primer dalam rangka memutuskan mata rantai penularan dari ibu ke anak sejak pelayanan antenatal.
Kegiatan dilakukan dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan menggunakan media buku saku sebagai media edukasi tentang Triple Eliminasi yang meliputi pengertian Triple Eliminasi, mengenali tanda-tanda Triple Eliminasi, pencegahan, penyebab, serta tips mencegah penyakit menular selama periode 1000 hari pertama kehidupan (HPK).
Setiap kegiatan edukasi tentang Triple Eliminasi dengan menggunakan media buku saku diawali dengan dilakukannya pretest yang berhubungan dengan materi-materi Triple Eliminasi sesuai yang tertuang di buku saku.
Pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan dan keterampilan kader dan ibu hamil sebelum diberikan edukasi melalui media buku saku. Setelah dilakukan pretest kemudian dilanjutkan dengan intervensi penggunaan media buku saku kepada para kader dan ibu hamil yang selanjutnya dilakukan posttest diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan para kader dan ibu hamil dalam mengedukasi masyarakat terutama kepada ibu hamil.(Uci)