NUSA DUA, JAMBIEKSPRES.CO.ID- Pada ajang Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) di Nusa Dua, Bali, Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Eddy Abdurrachman menegaskan komitmen pemerintah dalam memperkuat program biodiesel sebagai strategi ketahanan energi dan stabilisasi industri sawit nasional.
Dalam sesi bertema “Challenges and Opportunities of Biofuel Program in Indonesia”, Eddy Abrurrachman memaparkan perjalanan panjang mandatori biodiesel sejak 2006 hingga kini mencapai penerapan B35–B40, dengan peluang menuju B50 pada 2026.
BACA JUGA:Marak Isu Penculikan Anak, Gubernur Jambi Imbau Orang Tua Perketat Pengawasan Anak
Program biodiesel memiliki empat tujuan utama: mengurangi impor solar, mendukung stabilitas harga CPO, memperbaiki kinerja ekonomi makro, dan berkontribusi terhadap target energi terbarukan.
Skema pendanaan yang dikelola BPDP turut memastikan ketersediaan biodiesel di pasar domestik melalui kompensasi selisih harga.
BACA JUGA:Rani Syifa Salsabila Asal Tanjabtim Raih Juara 3 di OBA Tingkat Nasional
Meski demikian, sejumlah tantangan masih dihadapi, mulai dari kesiapan infrastruktur, beban fiskal, hingga kritik lingkungan.
Di sisi lain, peluang besar muncul melalui peningkatan ketahanan energi, penguatan pasar sawit domestik, dan tumbuhnya riset biofuel generasi lanjut.
BACA JUGA:Stok BBM di Seluruh SPBU di Provinsi Bengkulu Aman
Hal ini menegaskan posisi Indonesia sebagai salah satu negara dengan program biodiesel terbesar di dunia, sekaligus menunjukkan pentingnya penguatan kebijakan, inovasi, dan diplomasi keberlanjutan untuk masa depan energi hijau nasional. (*)