Batik dan Jalan Panjang UMKM Binaan PalmCo Menembus Pasar Modern

Jumat 03-10-2025,13:18 WIB
Reporter : Setya Novanto
Editor : Setya Novanto

“PalmCo tidak hanya membantu dari sisi modal, tapi juga memberi kami arah dalam mengembangkan motif dan menyesuaikan produk dengan selera pasar,” kata Hijrah Saputra, pelaku usaha batik asal Tebing Tinggi yang mengusung merek Tebing Batik Collection.

BACA JUGA:BBM Naik! Ternyata Pertalite Bukan Rp 10.000/Liter, Harga Asli BBM Pertalite Segini Per 2 Oktober 2025

Hijrah kini telah memasarkan produknya melalui berbagai kanal daring dan aktif mengikuti pameran-pameran di tingkat nasional. Sejumlah produknya bahkan diminati pembeli dari Malaysia dan Singapura.

 

*Batik, Identitas Sekaligus Peluang*

 

Batik adalah kekayaan budaya yang telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya tak benda sejak 2009. Namun dalam realitas keseharian, banyak perajin batik yang masih berjuang menghidupi usahanya di tengah gempuran produk tekstil massal.

 

Inilah yang menjadi salah satu latar belakang program PalmCo. Di Jambi, misalnya, Batik Maryana milik Citra Amelia Futriana, yang sebelumnya hanya berproduksi untuk pesanan lokal, kini mulai dikenal di kancah nasional.

 

“Dulu, kami hanya menjual lewat mulut ke mulut. Sekarang, kami bisa ikut pameran, punya media sosial aktif, dan mulai punya pelanggan tetap dari luar daerah,” ujar Citra.

 

Dengan pendampingan dari PalmCo, para pembatik lokal seperti Citra tak lagi sekadar mempertahankan tradisi, tetapi juga memodernisasinya tanpa kehilangan nilai-nilai luhur. Pewarna alami dari tumbuhan lokal tetap digunakan, namun dipadukan dengan motif dan produk turunan yang sesuai selera pasar milenial—dari tas tangan hingga aksesori.

 

*Strategi Jangka Panjang*

 

Kategori :