JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Kegiatan Pengabdian masayarakat skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat DIKTISAINTEKDIKTISAINTEK, Tahun 2025 telah dilakukan dengan judul “Revitalisasi Pos Kesehatan Pesantren (POSKESTREN) Berbasis Terapi Herbal dan Komplementer di Pondok Pesantren Sa’adatuddarein”.
"Kegiatan ini merupakan Hibah Pendanaan dari Direktoral Jenderal Peneltiian dan Pengabdian masyarakat Kemdiktisaintek Tahun 2025.," jelas, Ketua tim, Basok Buhari, Senin (22/9).
Logo--
Dikatakannya, tim Pelaksana terdiri dari 3 Dosen yang berasal dari 3 program studi yang ada di Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan Harapan Ibu Jambi yaitu, Ketua Tim Ns. Basok Buhari, M.,Kep, anggota pelaksana Rara Marisdayana SKM., M.Kes dan anggota pelaksana 2 yaitu Medi Andriani, M.Pharm. Sci.
BACA JUGA:Wujudkan Tata Kelola yang Akuntabel, Tim Itjen lakukan Audit BMN pada Kanwil Kemenkum Jambi
"Kami juga melibatkan 2 orang mahasiswa dengan reward pengakuan terhadap 6 SKS Mata kuliha yang relevan dengan capaian kegiatan," terangnya.
Lebih lanjut, ketua tim pelaksana menyampaikan ringkasan kegiatan yaitu pondok pesantren di Indonesia memiliki masalah klasik mengenai kesehatan santri. Permasalahan penyakit di pondok pesantren yang paling identik penyakit anak pondok di Indonesia adalah ISPA, diare, dan 90% penyakit kulit yang diderita adalah skabies dan 14% santri, telah mengalami infeksi sekunder, yang ditandai dengan adanya luka bernanah pada kulit yang terinfeksi. Mitra sasaran pada kegiatan pengabdian ini adalah Pondok Pesantren Sa’adatuddaren.
Foto bersama Ketua Tim dan anggota serta pengurus Pondok Pesantren Sa'adatuddarein-Ist-
"Potensi yang dimiliki Pondok Pesantren yaitu menganut sistem pendidikan pesantren, santri tidak hanya belajar memperoleh ilmu melalui sistem pembelajaran di kelas, namun siswa juga belajar melalui budaya keagamaan yang telah mapan di pesantren dari salah satunya pengobatan sunah yang dianjurkan nabi dalam islam yaitu herbal dan bekam (Tibbun Nabawi, red)," jelasnya.
Permasalahan yang dialami saat ini adalah masalah ketahanan kesehatan. Permasalahan ini dimulai dengan kurangnya pemahaman terhadap prilaku hidup sehat, tidak adanya kader-kader kesehatan yang dibentuk di pesantren, sarana dan prasarana untuk kegiatan kesehatan baik promotif dan preventif juga tidak ada. Kondisi mitra sasaran jika dilihat dari segi kondisi kewilayahan belum memperhatikan situasi dan kondisi kesehatan diri dan lingkungan sekitarnya.
Permasalahan prioritas yang dialami mitra sasaran Pondok Pesantren Sa’adatuddaren Kota Jambi yaitu Aspek Sosial Kemasyarakatan (Peningkatan kesehatan) yaitu Belum adanya Sumber daya dalam penanganan masalah kesehatan baik promotif, preventif dan rehabilitatif. Solusi permasalahan yang disepakati bersama mitra untuk mengatasai permasalahan tersebut terdiri dari 3 (tiga) solusi utama, yaitu: Pendampingan Pembentukan Pos Kesehatan Pesantren (POSKESTREN), Seminar tentang Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Pendampingan dan Pelatihan Terapi Herbal dan Komplementer serta Pemenuhan Kebutuhan Alat-Alat Tekhnologi Terapi serta Penyediaan Tekhnologi Sistem Informasi POSKESTREN berbasis website.
"Hasil pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan Tim PMP bersama mitra sasaran, telah berhasil mengoptimalkan aspek sosial kemasyarakat dalam bidang kesehatan melalui keberadaan Sumber Daya Manusia (Kader POSKESTREN) dalam penanganan masalah kesehatan baik promotif, preventif dan rehabilitatif," jelasnya.
Hasil yang juga telah dicapai dengan solusi yang telah dilaksanakan yaitu, pertama telah optimalnya peran dan fungsi pos kesehatan pesantren melalui terbentuknya Kader Pos Kesehatan Pesantren (POSKESTREN) Herbal dan Komplementer di Pondok Pesanten Sa’adatuddarein Kota Jambi, kedua, meningkatnya pengetahuan mitra sasaran terhadap prilaku hidup bersih dan sehat, ketiga, tersedianya POSKESTREN Herbal dan Komplementer sebagai sarana dan prasarana dalam perawatan herbal dan terapi terapi komplementer dengan alat tekhnologi yang lengkap dan memadai.
"Tujuan pelaksanaan kegiatan yaitu Revitalisasi POSKESTREN berbasis terapi herbal dan komplementer, sejalan dengan Asta Cita Ke-4 Pemerintah Republik Indonesia yaitu memperkuat pemberdayaan sumber daya manusia (SDM), sains, tekhnologi, pendidikan dan kesehatan. Berdasarkan hal tersebut, fokus pengabdian masyarakat yaitu kemandirian kesehatan dengan lingkup pemberdayaan masyarakat yaitu Revitalisasi POSKESTREN berbasis terapi herbal dan komplementer," paparnya.