Sementara itu Jalan Tol Trans Sumatera masih menyisakan bentangan ruas backbone dan sirip yang belum selesai, juga karena hal serupa yaitu karena pembebasan lahan yang rumit dan ruwet, seperti yang terjadi di Tol Padang-Pelanbaru.
Selain itu, Jalan Tol Trans Sumatera yang banyak menembus Bukit Barisan juga ikut memperumit pekerjaan.
Tentu juga karena masalah penting lain yaitu masalah keuangan. Memang ada perusahaan swasta yang ikut cawe-cawe membangun ruas tol di RI, namun selama ini pembangunan tol di Indonesia lebih banyak didominasi oleh BUMN.
Negara pula yang jadi penyerta modalnya. Kalau negara sudah pusing, otomatis suntikan modal ke BUMN untuk pekerjaan jalan tol ikut puyeng. Dampaknya apa? pembangunan jadi lambat bahkan seburuk-buruknya adalah terhenti. Semoga saja negara tidak lelah. (*)
.