"Mantan korban kecanduan judi online bisa memberi testimoni nyata, biar anak-anak muda merasa ini bahaya betulan, bukan omongan doang," tambah Sekretaris Prodi Ilmu Komunikasi UNH ini.
Perlu juga ditekankan bahwa judi online merusak produktivitas dan moral generasi muda. Jadi perlu juga ada strategi komunikasi persuasi berbasis rasa takut atau fear appeal dengan menyoroti dampak negatif judi online.
Memberikan pula solusi konkret seperti gaya hidup sehat, produktif dan saling mengingatkan satu sama lain.
Gunakanlah bahasa anak muda & media mereka, jangan cuma pakai cara lama sekedar seminar biasa.
"Coba gunakan cara anak muda seperti memproduksi konten TikTok, IG Reels, atau meme yang relate dengan dunia pelajar," tambah Yusnaini yang sedang mengambil Program Doktor Ilmu Komunikasi di Universitas Sahid Jakarta ini.
Pemerintah katanya perlu pula memberi reward untuk ide kreatif mereka, misal lomba konten atau proyek sosial. Lalu, Ajak influencer lokal atau siswa populer buat jadi duta anti-judi, biar pesannya lebih nendang dan sampai ke mereka.
Atau bisa juga melalui gerakan "Sahabat Anti Judi. "Mereka ini lah yang membentuk agen perubahan atau peer educator atau kader pelajar yang terlatih untuk mengedukasi teman sebaya melalui komunikasi persuasif agar tidak terkesan menggurui," saran Yusnaini lagi.