Sebelumnya, Kadisparbud Mariani Yanti dalam laporan kegiatannya menyampaikan, di tahun 2025 ini berbagai rangkaian kegiatan menyambut perayaan Cap Go Meh dilakukan dengan mengkombinasikan antara parade dan pertunjukkan.
"Kegiatan ini terlaksana berkat kerja sama dan kolaborasi Pemkot Jambi bersama masyarakat Tionghoa dengan turut mengangkat budaya lokal. Dengan keterbatasan anggaran namun acara ini dapat berlangsung sukses dengan baik, ini adalah berkat kolaborasi yang hebat," ujarnya.
Dirinya juga menyebut, kedepan pelaksanaan Cap Go Meh di Kota Jambi akan lebih ditingkatkan melalui perencanaan yang lebih awal di tahun 2026 agar berjalan lebih spektakuler.
"Pada tahun ini, acara ini diisi lebih dari 200 performance dari 6 vihara. Oleh karena itu, dengan antusias yang dapat dilihat bersama penyelenggaraannya kedepan kita harapkan dapat terus ditingkatkan dengan banyaknya dukungan," sebutnya.
Sementara itu, Ketua Etnis Tionghoa Jambi Ronny Attan menjelaskan, kegiatan ini selain merupakan puncak acara pada tahun baru Imlek. Namun juga menjadi salah satu wadah ajang silahturahmi, khususnya bagi masyarakat Tionghoa, dan umumnya semua masyarakat Kota Jambi.
"Melalui perayaan ini, berbagai macam budaya yang diangkat diharapkan kita dapat menjaga nilai-nilai luhur yang telah ada tentunya," jelasnya.
Ronny Attan menambahkan, Cap Go Meh adalah momentum dalam mencapai kebahagiaan dan keberuntungan.
"Oleh karena itu, walaupun dengan perbedaan etnis mari kita terus ciptakan keharmonisan antar sesama. Atas nama masyarakat Tionghoa saya berikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Pemkot Jambi melalui Dinas Pariwisata dan semua pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam acara inj," kata Ronny.
"Saya berharap kegiatan ini bisa terus secara rutin digelar, dan bisa berjalan semakin megah berkaca pada perayaan Cap Go Meh yang ada di Singkawang," singkatnya.
Sebagaimana diketahui, Pemkot Jambi menempatkan Kota Jambi sebagai rumah bagi keragaman etnis, diantaranya dengan memfasilitasi berbagai festival seni, budaya suku dan agama.
Festival Cap Go Meh, yang difasilitasi Pemerintah Kota Jambi itu merupakan satu dari banyak festival budaya yang telah diselenggarakan setiap tahunnya, disamping Carnaval Angsoduo yang juga sukses digelar Pemkot Jambi sebagai bentuk apresiasi atas keberagaman budaya Kota Jambi yang harmoni.
Untuk diketahui, Perayaan Cap Go Meh yang berisi tampilan seni budaya itu melambangkan hari ke-15 dan hari terakhir dari masa perayaan Tahun Baru Imlek bagi komunitas Tionghoa di seluruh dunia. Istilah ini berasal dari dialek Hokkien dan secara harfiah berarti hari kelima belas dari bulan pertama (Cap = Sepuluh, Go = Lima, Meh = Malam). Perayaan Cap Go Meh juga digelar sebagai momentum untuk merenung, merefleksikan diri sekaligus memperkokoh tali persaudaraan serta toleransi antar umat. (hfz)