Industri Jasa Keuangan Jambi Tumbuh Positif Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Daerah
![Industri Jasa Keuangan Jambi Tumbuh Positif Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Daerah](https://jambiekspres.disway.id/upload/7029c7be376f7f20410b5939a6db48ea.jpg)
Ilustrasi Logo Otoritas Jasa Keuangan (OJK). -(Antara/ Ist)-
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Otoritas Jasa Keuangan Provinsi JAMBI (OJK JAMBI) mencatat kinerja Industri Jasa Keuangan di Provinsi JAMBI stabil dan tumbuh positif pada Desember 2024.
Kinerja Sektor Jasa Keuangan (SJK) di Jambi didorong oleh meningkatnya aktivitas ekonomi, kepercayaan konsumen yang membaik, serta inovasi di berbagai segmen industri jasa keuangan.
Pertumbuhan positif di sektor perbankan ditopang oleh pertumbuhan kredit/pembiayaan yang meningkat sebesar 8,49 persen (yoy), terutama pada sektor Untuk Pemilikan Peralatan Rumah Tangga Lainnya. Seiring dengan itu, transaksi di sektor pasar modal juga tumbuh sebesar 73,17 persen (yoy), yang terdiri dari transaksi saham dan reksa dana. Pembiayaan pada sektor industri keuangan nonbank (IKNB) turut tumbuh sebesar 1,63 persen (yoy), yang ditopang oleh perusahaan pembiayaan.
OJK Jambi terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah daerah dan otoritas terkait serta berupaya meningkatkan akses keuangan masyarakat yang diyakini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan tingkat kesejahteraan masyarakat melalui beberapa program kerja, antara lain kegiatan edukasi dan literasi keuangan dan program kerja Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD). TPAKD memiliki peran yang krusial dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. TPAKD berperan sebagai wadah koordinasi antara pemerintah, lembaga keuangan, dan pemangku kepentingan lainnya untuk memperluas akses masyarakat terhadap layanan keuangan formal.
Perkembangan Sektor Perbankan
Kinerja intermediasi Bank Umum (BU) stabil dan tumbuh, per Desember 2024 kredit tumbuh sebesar 8,74 persen (yoy) menjadi Rp54,59 triliun. Kredit konvensional tumbuh sebesar 7,44 persen (yoy) menjadi Rp48,32 triliun dan untuk pembiayaan syariah tumbuh sebesar 19,33 persen menjadi Rp6,27 triliun.
Terdapat peningkatan pada Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 6,66 persen (yoy) yang berasal dari DPK perbankan konvensional yang meningkat sebesar 5,91 persen (yoy) menjadi Rp42,82 triliun, dan peningkatan DPK perbankan syariah sebesar 14,13 persen (yoy) menjadi sebesar Rp4,64 triliun.
Loan to Deposit Ratio (LDR) BU pada Desember 2024 tercatat sebesar 115,04 persen atau lebih tinggi dari LDR BU nasional sebesar 89,88 persen. Sementara itu, kualitas kredit masih terjaga dengan rasio NPL sebesar 1,70 persen atau di bawah rasio NPL nasional sebesar 2,05 persen.
Berdasarkan jenis penggunaan, kredit BU di Jambi masih didominasi oleh konsumsi sebesar 42,29 persen diikuti modal kerja sebesar 28,96 persen dan investasi sebesar 28,75 persen. Selanjutnya, berdasarkan kategori debitur, porsi penyaluran kredit kepada UMKM tercatat sebesar 46,40 persen dan non-UMKM sebesar 53,60 persen. Hal ini sejalan dengan porsi penyaluran kredit terbesar masih pada sektor bukan lapangan usaha-rumah tangga (termasuk multiguna) sebesar 28,78 persen, diikuti dengan sektor pertanian, perburuan dan kehutanan sebesar 27,89 persen dan perdagangan besar dan eceran sebesar 15,87 persen.
Penyaluran kredit BPR di Jambi mengalami penurunan pada Desember 2024 sebesar 2,87 persen (yoy) menjadi Rp1.058 milyar, selaras juga dengan penurunan DPK sebesar 4,65 persen (yoy) menjadi Rp943,9 milyar, yang disebabkan karena satu BPR, yaitu PT BPR Universal Sentosa telah menggabungkan diri dengan PT BPR Universal yang berada di Tangerang Selatan.
Loan to Deposit Ratio (LDR) BPR di Jambi pada Desember 2024 tercatat sebesar 85,96 persen dan kualitas kredit bermasalah dengan rasio NPL sebesar 14,19 persen.
Porsi kredit modal kerja sebesar 53,53 persen dari total penyaluran kredit, diikuti dengan investasi sebesar 31,43 persen dan konsumsi sebesar 15,05 persen. Selanjutnya, porsi penyaluran BPR kepada UMKM tercatat sebesar 83,18 persen dan kepada non-UMKM sebesar 16,82 persen.
Berdasarkan lapangan usaha, porsi terbesar pada sektor konstruksi sebesar 20,62 persen, diikuti oleh sektor pertanian, perburuan dan kehutanan sebesar 18,12 persen.
Perkembangan Sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: