MUARASABAK, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Petani buah duku di Kabupaten Tanjabtim sudah mulai sedikit lega. Pasalnya, saat ini pohon duku yang selama ini tidak berbuah, kini sudah dapat dipanen.
Akan tetapi, buah dari hasil panen diawal tahun 2025 ini tidak maksimal. Namun pemilik kebun sangat bersyukur, karena setelah pohon duku banyak yang mati akibat terserang hama penyakit kini masyarakat sudah bisa panen.
"Sudah hampir 2 tahun pohon duku kami tidak berbuah, karena diserang hama penyakit. Tapi sekarang sudah mulai berbuah lagi," kata Parlin, salah satu pemilik kebun pohon duku di Kelurahan Parit Culum I, kecamatan Muara Sabak Barat.
Memang jika dibandingkan beberapa tahun sebelumnya, kualitas buahnya agak menurun. Jadi buahnya perlu disortir, karena banyak yang kecil. Meskipun kecil, buah masih dapat dijual dan ada juga yang membelinya dengan jumlah banyak.
"Dulu buah dukunya besar-besar, masuk kategori super, kalau sekarang semua buahnya harus disortir lagi," jelasnya.
Penyebabnya sendiri menurut Parlin, saat pohon duku mulai berbunga dan mulai berbentuk buah. Peralihan cuaca sedang terjadi, sehingga mengakibatkan pertumbuhan buah tidak maksimal.
"Tapi tetap kita syukuri, sebab masih panen dan bisa jual," terangnya.
Parlin sendiri mengaku memiliki 8 batang pohon duku siap panen. Sejak mulai menguning para pedagang duku telah membeli kepada warga. Sehingga pemilik hanya membatu mengatasi serangan hama saja menunggu pembeli melakukan pemanenan.
"Kalau di wilayah kita itu rata-rata warga jual per batang. Satu batang di hargai 3-sampai 4 juta tergantung dari buah nya," ucapnya.
Dia pun berharap, hama yang tengah menyerah pohon duku ini tidak lagi terjadi. Sebab pohon duku yang sudah terserang akan mati total.
"Mudah-mudahan hama nya tidak ada lagi, sehingga kita masih bisa menikmati hasil nya," tukasnya.(lan)