JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Badan Narkotika Nasional (BNN) RI bersama Badan Antinarkoba Amerika Serikat (Drug Enforcement Administration/DEA) kembali berkolaborasi menyiapkan intelijen andal untuk melawan kejahatan narkotika.
Deputi Pemberantasan BNN RI I Wayan Sugiri mengatakan kolaborasi dilakukan dengan penyelenggaraan lokakarya intelijen gelombang kedua bertajuk Digging Deeper: Narcotics Analyst Workshop di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) BNN RI, Lido, Jawa Barat, pada 21–25 Oktober 2024.
"Workshop ini merupakan upaya meningkatkan kapasitas dan kapabilitas petugas intelijen dari tingkat pusat hingga daerah," kata I Wayan dalam pembukaan lokakarya di Lido, Jawa Barat, Senin (21/10), seperti dikutip dari keterangan yang dikonfirmasi di Jakarta, Selasa, dikutip dari Antara.
Dengan peningkatan kapasitas dan kapabilitas petugas intelijen, kata dia, BNN RI dapat bergerak sesuai dengan nilai-nilai, arah, dan strategi penanganan narkotika yang telah ditetapkan.
Ia juga menyoroti semakin luasnya jaringan peredaran gelap narkotika di dunia sehingga membutuhkan petugas intelijen yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam penanganannya.
Untuk itu, penguatan intelijen BNN RI melalui kolaborasi bersama DEA merupakan hal yang penting.
Senada, Atase DEA Jakarta Bryan Barger menyampaikan analisa intelijen memegang peranan penting dalam suksesnya pengungkapan berbagai kasus penyelundupan dan peredaran gelap narkotika.
Maka dari itu, ia mengimbau para peserta untuk dapat memanfaatkan kegiatan dengan baik dan menggali ilmu sebanyak-banyaknya dari para instruktur selama lokakarya berlangsung.
"Pada workshop ini DEA menghadirkan instruktur-instruktur ahli yang banyak memiliki pengalaman dalam penanganan narkotika di dunia, maka saya sarankan para peserta untuk dapat menggali ilmu dengan ajukan banyak pertanyaan," ucap Bryan.
BNN RI maupun DEA berharap kolaborasi melalui lokakarya tersebut dapat memperkuat dan mengoptimalkan kinerja intelijen BNN RI sebagai garda terdepan dalam perang melawan kejahatan narkotika.
Serupa dengan lokakarya sebelumnya pada 14–18 Oktober 2024, lokakarya intelijen gelombang kedua kali ini diikuti sebanyak 20 orang peserta perwakilan dari BNN RI Pusat dan Provinsi.
Selama lima hari, para peserta akan diberikan berbagai materi terkait intelijen serta analisis strategis penanganan narkotika melalui penerapan investigasi lanjutan dan terkini. ( ANTARA)