Ia mengakui, klaim JBC sudah membuat kolam retensi sebelumnya memang betul, namun perlu desain ulang.
"Karena yang ada belum permanen dan perlu di dikaji kembali untuk dapat mengurangi genangan air pada badan jalan. Karena aliran drainase yang menuju ke arah JBC itu ada 4 aliran, tentunya saluran drainase yang melintasi jalan Provinisi tidak memadai untuk masuk ke drainase yang dibangun JBC dengan ukuran 6 x 1.8 meter," jelasnya.
Dalam artian, daya tampung kolam yang sudah ada tidak memadai dan belum ada pintu pengaturnya juga. Meski demikian ia menyatakan kondisi banjir ini juga merupakan tanggung jawab bersama dari Pemkot, Pemprov, dan swasta tersebut.
"Jika mau berbicara fair juga kita tidak bisa juga menyalahkan hal ini sepenuhnya ke pihak JBC. Karna drainase yang ada juga sudah bnyak yang rusak dan menumpuknya sedimen yakni tanah dan pasir bahkan sampah," terangnya.
Sementara itu Ketua Pembangunan JBC Mario Liberty Siregar, sebelumnya membantah belum dibangunnya kolam retensi. Menurutnya sarana penampung air itu sudah dibangun.
"Kolam sudah ada, tapi belum dibagusin aja. Sudah bisa menampung air. Lokasinya di sebelah mini soccer," sebutnya kepada Jambi Ekspres.
Mario juga tak sependapat penyebab banjir karena JBC. Menurutnya, lubang air di lokasi jalan yang tergenang itu terlalu kecil, perlu diperbesar, padahal saluran di JBC sudah besar.
"Cek dulu air hujan bagaimana jalurnya masuk ke saluran. Ada hambatan dimana. Kemarin kan hujan sangat deras, tolong cek apa yang menghambat air hujan yang debitnya banyak sekali kala itu, masuk ke saluran," akunya.
Ia meminta semua pihak melihat secara menyeluruh penyebab banjir. Harus diurutkan mulai dari titik banjir nya.
"Lubang untuk air hujan masuk ke saluran itu yang perlu diperbesar, karena JBC sudah buat saluran yang besar," pungkasnya. (*)