Juliana Sarjana Perempuan Pertama dari Suku Anak Dalam Jambi, Orang Tua Terus Dihina Sempat Ingin Berhenti

Rabu 25-09-2024,21:33 WIB
Reporter : Tim
Editor : Dona Piscesika

 

Bepak Samsu, melihat hutan tidak bisa lagi menjadi tumpuan untuk hidup bagi Suku Anak Dalam. Samsu berpikir jika pendidikan menjadi kunci untuk beradaptasi dengan perubahan hilangnya hutan. 

 

“Awalnya agak berat, menguliahkan Juliana keluar. Tapi kehidupan di hutan semakin sulit, dengan pendidikan diharapkan mampu mengubah kehidupan Suku Anak Dalam. Dan keberhasilan Juliana ini menjadi contoh bagi anak-anak lainnya, “ ucapnya. 

 

Bepak Samsu juga mengeluh, setiap hari kehidupan mereka semakin sulit. Hutan tidak bisa menjadi surga yang menyedikan semua kebutuhan seperti dulu. 

 

“Kondisi hutan sekarang bisa dikatakan tidak ada lagi lah. Mau mencari jernang hutan sudah habis. Kami ini berharap makan dari hutan, tapi hutan sudah habis.  Sudah berganti PT dan lahan kebun, makanya hidup kami semakin susah. 

 

Program 'Goes to Campus' yang digagas Pundi Sumatra telah berhasil membuka pintu bagi generasi muda Suku Anak Dalam. Melalui program ini, Juliana dan Seri, dua siswa SMK, berhasil mendapatkan beasiswa penuh di Universitas Muhammadiyah Jambi. 

 

Juliana, yang awalnya pemalu, kini telah tumbuh menjadi sosok yang percaya diri dan mampu memperkenalkan budaya Suku Anak Dalam melalui penelitian dan pertunjukan tari.

 

Yori Sandi Koordinatior Project Estungjara Pundi Sumatra menyebutkan perjalanan Juliana membuktikan bahwa pendidikan tidak hanya mengubah individu, tetapi juga dapat menjadi jembatan untuk melestarikan warisan budaya.

 

“Awalnya ada 2 anak yang kuliah yaitu Juliana dan Seri. Seri dalam perjalanannya memilih untuk ikut tes polisi dan menjadi polisi saat ini. Sementara Juliana terus kuliah.  Dalam perjalanannya kami juga mengembangkan kemampuan komunikasi Juliana serta kepercayaan dirinya dengan berbagai pelatihan. Sehingga dia yang awalnya pemalu dan pendiam, sekarang sudah mampu beradaptasi dan berkomunikasi dengan banyak orang.  Saat ini 25 orang Suku Anak Dalam di Pelepat yang bersekolah dari tingkat SD hingga SMA atau SMK. Kami mendorong pendidikan bagi Suku Anak Dalam tanpa mereka meninggalkan identitas adat dan budayanya,” jelasnya. 

Kategori :