Tanpa Ampun Tentara Israel Bunuh 300 Warga Palestina di Rafah, Ngotot Bilang Semua Itu Teroris

JAMBIEKSPRES.CO.ID – Kekejaman tentara Israel benar-benar tak terbendung lagi, tanpa ampun mereka dengan lantang mengumumkan telah membunuh 300 warga Palestina.

Semua itu dilenyapkan dalam operasi Rafah di daerah Gaza bagian selatan.

Sekedar informasi, operasi tentara Israel di Rafah telah dimulai sejak 7 Mei 2024 ini.

Juru bicara pemerintah Israel, David Mencer pada Jumat (31/5/2024) ini dengan lantang mengumumkan, tentara mereka telah berhasil melenyapkan nyawa dalam operasi Rafah.

David pun menyebutkan semua korban itu dengan julukan teroris. “300 teroris di Rafah,” katanya lagi.

Aksi serangan Israel ini terus bergulir di tengah protes internasional terhadap Tindakan keji mereka.

Dunia internasional menyerukan operasi Arafah telah mengancam nyawa masyarakat sipil Palestina yang kebanyakan memang sedang berlindung di kota tersebut.

Masih menurut David, hari sebelumnya, mereka telah menyerang sekitar 50 titik sasaran di Gaza.

Katanya, mereka menemukan beberapa senjata mulai dari senjata perang, peledak dan juga rangkaian terowongan di rafah.

Israel juga mengklaim mereka juga berperang dengan militan Palestina di Jabalia.

1,5 Juta Warga Palestina Berlindung di Rafah

Serangan tentara Israel di Rafah mendapat banyak kecaman karena di kota itu sedang berlindung hampir 1,5 juta masyarakat Gaza.

PBB bahkan merilis, sekitar 1,4 juta warga Gaza menyimpan harapan besar bisa selamat saat berpindah ke Rafah, namun kemudian malah kota ini diserang secara membabi buta oleh tantara Israel.

Pasca operasi militer di Rafah, kini sekitar 1 Juta warga Gaza mulai meninggalkan kota ini.

Sudah 36.224 Kematian di Gaza

Perang sejak Oktober 2023 lalu terus menambah catatan kematian di Gaza.

Ledakan peperangan yang bermula dari serangan 7 Oktober di Israel Selatan itu, kemudian dilanjutkan dengan balasan tanpa ampun dari Israel.

Data Kementeria Kesehatan Hamas mencatat akibat serangan Israel telah  menewaskan 36.224 orang di Gaza, sebagian besar tentu saja adalah warga sipil. (*)