Sehingga tidak ada tanaman yang bisa tumbuh.
Dengan air menjadi kering hewan ternak yang ada menjadi mati.
Bukan hanya itu, bangunan megah yang mereka bangun ambruk dan hancur karena kondisi tanah yang tidak baik.
Meskipun telah dilanda musibah yang sangat besar, kaum Ad masih mengingkari ajaran Nabi Hud AS.
Sehingga Allah SWT kembali menurunkan musibah lainnya yaitu badai yang sangat dahsyat.
Peristiwa tersebut diabadikan dalam Al-Qur'an surat Al Haqqah ayat 6-7 yang berbunyi:
Artinya: sedangkan kaum 'Ad, mereka telah dibinasakan dengan angin topan yang sangat dingin, Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus-menerus; maka kamu melihat kaum 'Ad pada waktu itu mati bergelimpangan seperti batang-batang pohon kurma yang telah kosong (lapuk).
Dua musibah yang diberikan Allah SWT kepada kaum Ad menjadikan jawaban atau kebesaran Allah SWT.
Nabi Hud AS diberikan kemampuan untuk menurunkan hujan saat kaum Ad dilanda kekeringan bahkan tanaman yang ada di wilayah tersebut mati dan tidak ada sumber air lagi.
Selain itu Nabi Hud AS juga selamat dari badai petir yang dahsyat.
Setelah berbagai bencana tersebut Nabi Hud AS dan pengikutnya hijrah ke Hadramaut dan memulai kehidupan baru.
Selain itu, kaum Ad yang tidak mengakui ajaran Nabi Hud AS celaka dan binasa.
Bukti mukjizat ini terangkum dalam Al-Qur'an surat Al Araf ayat 72:
Artinya: Maka Kami selamatkan dia (Hud) dan orang-orang yang bersamanya dengan rahmat Kami dan Kami musnahkan sampai ke akar-akarnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Mereka bukanlah orang-orang beriman.
Selain itu, Al-Qur'an surat Hud ayat 58 juga menerangkan perihal keselamatan Nabi Hud AS dan pengikutnya yang beriman:
Artinya: Dan ketika azab Kami datang, Kami selamatkan Hud dan orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat Kami. Kami selamatkan (pula) mereka (di akhirat) dari azab yang berat. (*)