Penyebab 2 Remaja 'Terbang' ke Atas Atap Genteng Saat Naik Sepeda Motor

Rabu 13-03-2024,14:29 WIB
Reporter : Dona Piscesika
Editor : Dona Piscesika

JAMBIEKSPRES.CO.ID – Viral video dua remaja membawa sepeda motor lalu terbang ke atas atap genteng rumah warga.

Kejadian ini menarik perhatian banyak kalangan, karena semua heran, bagaimana bisa motor plus pengendara dan penumpangnya bisa terbang ke atas atap seperti yang terlihat di video.

Kasus motor terbang ke atap ini terjadi di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Kemudian videonya viral di sosial media lalu diunggah oleh banyak akun sosial media.

Berdasarkan penelusuran Jambi Ekspres, ternyata kasus motor terbang ini terjadi karena rem blong yang dialami oleh kedua remaja itu.

Rem mereka blong bertepatan dengan posisi jalan yang kebetulan sejajar dengan atap rumah yang ada di pinggirnya.

Karena tak terkendali, kemudian mereka membanting stang ke arah atap hingga akhirnya menembus susunan genteng di rumah tersebut.

“Rumah kebetulan ada di lereng pinggir jalan, posisi rumah di bawah lereng dan atapnya sejajar dengan jalan,” ujar salah satu warga Teteh.

Belakangan kemudian diketahui pula, ternyata dua remaja itu masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). “Mereka lagi ngabuburit nunggu waktu buka puasa saat kejadian,” lanjut Teteh.

Saat menabrak atap genteng  sontak semua warga di sekitar juga menjadi heboh. Termasuk pemilik rumah yang kaget.
 
Beruntung kedua bocah SD itu tidak mengelami luka yang parah hanya sedikit lecet saja.

Orangtua Diminta Larang Anak SD SMP Bawa Motor.

Himbauan ini rasanya sudah seringkali kita dengar. Lagi, itu diulang kembali oleh delegasi Direktorat Lalu Lintas Polda Jambi H Iptu Marsani SH dalam sosialisasinya di  RRI baru-baru ini.

Kata Marsani, korban kecelakaan lalu lintas masih didominasi oleh usia produktif. Sementara izin berkendara baru bisa diberikan ketika telah memasuki usia 17 tahun, bersamaan dengan jadwal bisa memiliki SIM.

Kenapa usia SD dan SMP dilarang menggunakan motor maupun mobil? “Karena di usia itu mental dan emosinya masih belum stabil,” lanjut Marsani. Mereka juga  belum memiliki pengetahuan yang baik terkait peraturan berkendara dan berlalu lintas.

Ia menghimbau agar anak usia di bawah 17 tahun sebaiknya diantar ke sekolah atau kemanapun tujuannya oleh orangtua atau saudara yang telah memiliki SIM.

“Di lapangan, kecelakaan lalu lintas didominasi oleh usia muda, jadi sayangi nyawa anak dan adik-adik kita, sekali lagi anak SMP anak SD jangan dikasih bawa motor, antar aja dulu,” tegas Marsani lagi. (dpc)


Kategori :