JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Anggota KPPS di seluruh Indonesia kini sedang puyeng 7 keliling gara-gara nama-nama data pemilih yang mereka terima disusun berdasarkan huruf abjad.
Susunan nama berdasarkan abjad ini membuat semua pemilih yang satu rumah dan satu KK otomatis terpencar dan terpisah. Pendistribusian C Undangan pun jadi ikut terganggu karena persoalan ini.
Situasi ini membuat anggota KPPPS terpaksa mengolah dan menyusun kembali semua nama-nama itu untuk dikelompokkan sesuai KK masing-masing agar petugas tidak harus berulang-ulang mengantar undangan ke satu rumah yang sama.
Apalagi, KPPS hanya menerima data berupa nama yang disusun sesuai abjad dan nomor RT. Data yang ada itu tidak ada alamat lengkap seperti nomor rumahnya berapa, sehingga ini membuat bingung.
"Nama yang kita terima sudah disusun sesuai abjad bukan sesuai KK. Jadi kita harus cek lagi misal A satu rumah dengan siapa saja, karena kita juga tak mungkin hapal semua warga, jadi terpaksa tanya ulang lagi sana sini," ujar salah satu anggota KPPS kepada Jambi Ekspres Minggu (11/2/2024).
Semakin puyeng karena di wilayah pemilihan, warga hanya mengenal nama panggilan bukan nama asli.
"Ada namanya bertahun-tahun warga cuma tahu Parjo, di data ditulis Johansyah, berdebat dan keliling kita dibuatnya," lanjutnya lagi.
Memisahkan satu keluarga yang terpencar gegara abjad ini membuat kerja anggota KPPS juga tidak efektif karena habis waktu hanya untuk menyatukan satu keluarga yang terpisah.
"Begadang sampai jam 2 malam hanya karena ini," lanjutnya lagi.
Beberapa anggota KPPS lainnya mengatakan mereka terpaksa mengajak serta perangkat RT saat menyusun C Undangan.
"Pak RT dan sekretaris RT kami ajak duduk sama-sama, kadang Pak RT juga ga mungkin hapal nama asli semua warganya, lumayan puyeng," tambah Narno anggota KPPS lainnya. (*)