Oleh : Siti Mariyani, S.Pd
Salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik adalah numerasi.
Numerasi adalah dasar untuk pembelajaran matematika yang lebih komplek di masa depan. Anak-anak yang memiliki pemahaman yang baik tentang numerasi cenderung lebih sukses dalam belajar konsep matematika yang lebih lanjut.
Numerasi melibatkan keterampilan pemecahan masalah, logika, dan pemikiran kritis. Anak-anak yang terampil numerasi lebih mampu menghadapi tantangan dan menyelesaikan masalah diberbagai bidang kehidupan.
Belajar numerasi memerlukan pemikiran kritis. Anak-anak harus memahami masalah, menganalisis informasi, dan merumuskan solusi. Keterampilan ini tidak hanya penting dalam matematika tetapi juga dapat diterapkan dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari.
Keterampilan numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk mengunakan berbagai macam angka dan simbol-simbol yang terkait dengan matematika untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari dan menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan, dan sebagainya), lalu mengunakan interpretasi hasil analisis tersebut untuk memprediksi dan mengambil keputusan. Kemampuan numerasi menjadi kemampuan lanjutan ketika siswa sudah diajarkan matematika di dalam kelas.
Kemampuan numerasi sangat penting untuk mencapai kualitas sumber daya manusia yang mumpuni dan berdaya saing. Maka langkah awalnyanya adalah tenaga pendidik khususnya pendidikan matematika perlu memahami serta meningkatkan kemampuan literasi numerasinya terlebih dahulu agar dapat menyalurkan ke siswanya saat kegiatan belajar mengajar.
Kemampuan numerasi adalah kemampuan untuk menggunakan, memahami dan menganalisis matematika dalam konteks yang berbeda untuk memecahkan masalah yang berbeda dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan kita sehari-hari, matematika sangat sering digunakan, misalnya saat berbelanja, menghitung jarak atau waktu yang kita tempuh untuk pergi ke suatu tempat, menghitung luas tanah, dan semua itu membutuhkan numerasi. Dari kegiatan yang berbeda ini, keterampilan numerasi diperlukan untuk membuat keputusan yang tepat.
Pemecahan masalah merupakan salah satu kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik setelah belajar matematika. Kemampuan ini sangat diperlukan peserta didik terkait dengan kebutuhan siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari dan mampu mengembangkan diri mereka sendiri. Hasil analisis kesulitan memecahkan masalah pada soal cerita menunjukkan bahwa peserta didik tidak mampu memaknai kalimat pada soal cerita dan mengerjakan soal cerita tidak sesuai dengan langkah-langkah pemecahan masalah matematika sehingga tidak dapat menyelesaikan soal dengan benar.
Begitu pentingnya numerasi dalam kehidupan menuntun siswa untuk bisa terampil dalam matematika terutama dalam berhitung, agar mereka siap menghadapi kehidupan.. Sebaliknya berdasarkan hasil Programme for International Student Assesment (PISA) peringkat nilai PISA Indonesia berdasarkan survey tahun 2018 adalah matematika peringkat 72 dari 78 negara. Nilai PISA juga cenderung stagnan dalam 10-15 tahun terakhir.
Hal inilah yang melatarbelakangi Kemendikbud mengganti UN dan fokus pada numerasi dalam Assesmen Kompetensi Minimum (AKM) sebagai bekal untuk meningkatkan nilai PISA dan TIMSS pada periode berikutnya.
Berdasarkan hasil rapor pendidikan kabupaten Tebo Tahun 2022, capaian hasil belajar peserta didik di Sekolah Dasar (SD) untuk numerasi masih rendah. Skor numerasi 1,53; skor literasi 1,67 dan skor karakter 2,09 ; dalam skala 1-3. Hal ini menunjukkan bahwa aspek numerasi merupakan capaian yang paling rendah. Sementara, numerasi adalah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik untuk mempelajari konsep lain yang lebih komplek.
Untuk mengatasi kesenjangan ini, Tim Fasda Tebo Berubah mengadakan pelatihan pengembangan soal numerasi dengan kegiatan pembuatan soal cerita bermuatan numerasi untuk melatih keterampilan pemecahan masalah peserta didik Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Tebo. Kegiatan ini merupakan salah satu kegaitan Fasda Perubahan yang disponsori oleh Tanoto Foundation dengan memberikan kesempatan kepada Fasda untuk membuat proyek sesuai dengan kebutuhan
Kegiatan ini menyasar kepada kemampuan guru dalam mengembangkan pembuatan soal-soal cerita bermuatan numerasi dengan kategori perubahan, kombinasi dan perbandingan. Melatih guru dalam mengimplementasikan soal cerita numerasi dengan mengunakan teknik diagram kepada peserta didik dan membuat bank soal cerita bermuatan numerasi. Kegiatan ini diberi nama Pengembangan Soal Numerasi (PESONA).
Kegiatan PESONA lebih menekankan kepada pembuatan soal cerita dan pengimplementasiannya kepada peserta didik, ini sesuai dengan pendapat suatu penelitian yang mengemukan bahwa untuk memperbaiki kemampuan numerasi peserta didik salah satu cara yang dilakukan adalah guru harus memberikan banyak latihan soal cerita yang berbobot sehinga siswa terbiasa dalam pengimplementasian pada penyelesaiannya.