JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID- Presiden Joko Widodo, yang akrab disapa Jokowi, mengingatkan kita akan dampak nyata dari perubahan iklim dalam sebuah penampilan di BNI Investor Summit di Jakarta pada Selasa, 24 Oktober 2023.
Perubahan iklim, yang dahulu mungkin terasa seperti konsep yang jauh, kini telah menjadi kenyataan yang sangat terasa.
Salah satu contohnya adalah fenomena kekeringan yang berkepanjangan, yang disebut "El Nino," yang telah menyebabkan penurunan produksi beras di berbagai negara.
Jokowi menyebutkan, "Perubahan iklim yang dulunya kita anggap sesuatu yang masih absurd, tapi sekarang sudah nyata. Kekeringan super El Nino betul-betul kita rasakan dan produksi beras turun hampir di semua negara. 22 negara mengerem, menyetop, tidak mengekspor berasnya lagi."
Situasi ini, yang sebelumnya tidak pernah dihitung, kini menjadi tantangan serius yang dihadapi oleh Indonesia. Jokowi juga telah mengumumkan bahwa cadangan beras pemerintah di gudang Bulog telah menipis, dan oleh karena itu, impor beras akan diperlukan hingga akhir tahun.
Impor beras menjadi langkah yang diperlukan karena produksi beras di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan akibat musim kemarau yang panjang selama masa El Nino.
Jokowi menjelaskan, "Memang masih kurang (beras), sehingga dari stok yang ada di Bulog saat ini 1,7 juta ton, masih menambah lagi, sampai akhir tahun kira-kira 1,5 juta ton." Menariknya, baru-baru ini, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang juga menjabat sebagai Menko Marves Ad Interim, Erick Thohir, mengungkapkan bahwa Presiden Tiongkok, Xi Jinping, telah berkomitmen untuk memberikan 1 juta ton beras kepada Indonesia. Hal ini merupakan respons positif dari komunitas internasional dalam mengatasi masalah pasokan beras di tengah tantangan perubahan iklim.
Pernyataan Presiden Jokowi mengenai perubahan iklim dan dampaknya pada produksi beras menjadi pengingat bahwa perubahan iklim bukan lagi isu yang bisa diabaikan. Langkah-langkah konkret perlu diambil untuk mengatasi tantangan ini, baik melalui peningkatan produksi beras dalam negeri maupun kerja sama internasional dalam menjaga ketahanan pangan Indonesia. (*)