JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID- Langkah kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang diambil Pemerintah Kota Jambi, saat kondisi kabut asap tebal menyelimuti kota Jambi.
Namun kebijakan tersebut menuai ragam respon dari masyarakat. Ada yang setuju dilakukan PJJ, ada pula yang kontra.
Hal ini diungkapkan Wali Kota Jambi Syarif Fasha, bahwa dirinya banyak mendapat protes dari kelompok masyarakat yang notabene ibu-ibu.
Kata Fasha, saat anak tetap melakukan pembejaran tatap muka dengan kondisi kabut asap masih tebal, banyak kelompok masyarakat yang menyampaikan protes kepada wali kota.
"Sepeti Senin kemarin, anak-anak masih sekolah tatap muka, ada sekelompok ibu-ibu protes di media sosial, mereka mengatakan mengapa anak masuk sekolah padahal asap tebal, apakah anak kami ini paru paru ikan," kata Fasha yang menirukan ungkapkan sekelompok masyarakat itu, Rabu (18/10).
Kemudian sebut Fasha, pihaknya mengambil kebijakan untuk anak SD dan SMP melakukan PJJ serta PAUD dan TK diliburkan, dengan pertibangan kualitas udara yang maaih buruk. Namun masih juga ada kelompok masyarakat yang protes.
"Ada lagi protes di medsos. Ini pak wali enak saja mengeluarkan kebijakan PJJ. Kami (orang tua) mana mampu mengajar anak di rumah," ungkap Fasha yang menerukan aksi protes kelompok masyarakat itu.
"Padahal anak-anak ini tetap diajarkan oleh guru, hanya pelaksanaannya saja belajar dari rumah," sebut Fasha.
"Jadi serba salah, belajar di sekolah salah, belajar jarak jauh juga disalahkan," tambahnya.
Fasha mengungkapkan, dirinya meminta masyarakat untuk berpikir cerdas, mempedulikan dan mengutamakan keselamatan dan kesehatan anak-anak.
"Jangan ego masing-masing yang dikedepankan," pungkasnya. (hfz)