Menyingkap Rahasia Dinas ESDM Jambi Bayar Listrik Hemat 50 Persen karena Atap Parkiran

Senin 31-07-2023,06:00 WIB
Reporter : Dona Piscesika
Editor : Dona Piscesika

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Saat datang ke kantor ini, hari belum gelap, suasana di Dinas ESDM Provinsi Jambi yang berada di Jalan Jl. Arif Rahman Hakim No.30 A Jambi pun masih lumayan terang, meski langit sedikit mendung karena hujan baru saja reda.

Masuk melewati gerbang, tak ada yang spesial, sisi kiri ada gedung kantor dua lantai dan sisi kanan terlihat deretan mobil dinas sedang terparkir rapi di sebuah bangunan beratap tapi tak berdinding, tepat di depan halaman kantor.

“Coba deh perhatikan, itu di atap parkiran, itu adalah susunan panel surya,” ujar Pandu Hartadita, Kepala Bidang Energi Dinas ESDM Provinsi Jambi yang menyambut kehadiran Jambi Ekspres di kantornya Jumat (14/7/2023), sambil menunjuk bangunan seluas kurang lebih 26 meter x 10 meter di halaman kantornya.
 
Pandu mencoba meyakinkan ulang, membuka jendela agar bisa terlihat jelas atap panel dari ruangannya yang berada di lantai dua itu. “Gimana? sudah percaya? coba perhatikan lagi,” ulang Pandu.

Sebagai orang yang belum pernah melihat atap panel surya, saya harus melongok sedikit lama ke atap yang dimaksud.

“Nah itulah penyelamat baru kita di sini, itu PLTS, Pembangkit Listrik Tenaga Surya di kantor kami,” ujar Pandu lagi.

Kantor ESDM Provinsi Jambi memang terbilang beruntung, Tahun 2021 lalu, Dinas ESDM dapat bantuan dari APBN berupa seperangkat alat panel surya senilai hampir Rp600 Juta.

Dari 40 kantor dinas dan badan yang ada di pemerintahan Provinsi Jambi, waktu itu hanya ada 2 dinas yang mendapat bantuan yaitu Dinas ESDM dan Bappeda.

“Bantuan bukan dalam bentuk uang, saat itu Dinas ESDM dan Bappeda langsung didatangi konsultan PLTS yang ditunjuk pemerintah pusat untuk dipasang panel surya,” jelas Pandu.

Setelah dilakukan serangkaian survey, menentukan dimana titik pencahayaan matahari yang banyak, dan lainnya, akhirnya diputuskan oleh pihak konsultan bahwa panel buatan China itu akan dipasang di atap parkir mobil. “Akhirnya semua pun di pasang”, lanjut Pandu.

Saat dapat bantuan, semua pegawai Kantor Dinas ESDM kata Pandu sempat tak sabar ingin melihat panel itu berfungsi dan bisa segera ‘setrum’

Namun rupanya memasang PLTS ternyata tak semudah yang dipikirkan banyak orang, beli panel, pasang lalu tinggal nikmati listriknya.

“Karena setelah dipasang, kita harus berkoordinasi dengan PLN dulu, karena ini PLTS On Grid,” lanjut Pandu.

On-Grid artinya, saat daya yang dihasilkan PLTS berlebih, maka harus diekspor ke PLN, sebaliknya, jika PLTS kekurangan pasokan daya, maka mau tak mau harus mengambil energi listrik dari PLN.

Bagaimana proses ekspor impor daya antara PLTS dan PLN? “Jika telah terpasang panel, nanti akan ada kWh meter EXIM (Export-Import), di sini nanti proses ekspor impor terjadi,” jawab Pandu.

Dari kWh ini pula, energi PLTS yang berlebih atau tak terpakai, kita ‘sumbang’ ke PLN. Semua bisa terpantau dari aplikasi khusus. Dari aplikasi itu akan terlihat berapa daya yang diekspor dan berapa yang sedang terpakai.

Sejauh ini pemilik PLTS memang belum mendapat kompensasi apapun jika berhasil menyumbangkan kelebihan dayanya ke PLN.

Saat punya kelebihan daya listrik, ya PLN memang siap tampung, namun kalau kekurangan daya? kita harus beli ke PLN, bayar tagihan seperti normalnya.

“Namun alhamdulillah, kita tetap saja untung, bayar listrik tetap saja hemat,” ujar Pandu lagi.

Sejak digunakan pada tahun 2021 hingga saat ini, panel surya yang berada di atap parkiran Kantor ESDM Provinsi Jambi ini telah beroperasi secara normal, tidak pernah ada kerusakan fatal.

Kata Pandu, merawat panel-panel pun sangatlah mudah, cukup lap dan bersihkan saja permukaannya dari dedaun atau kotoran dan jamur yang hinggap.  

Jika memang hemat dan mudah, bisa kah rumah tangga ikut memasang PLTS? “Sangat bisa,” kata Pandu. Bahkan untuk kalangan rumah tangga, tersedia pula panel surya yang harganya terjangkau sesuai isi kantong, dari Rp30 jutaan dan seterusnya.

Hanya saja, semua tentu harus terlebih dahulu disurvey oleh pihak vendor penyedia panel. Tak kalah penting: harus mendapat persetujuan PLN.

Bisakah PLN mempersulit izinnya? berhubung ini pasti menganggu bisnis PLN, makin banyak yang menggunakan panel surya, makin tak laku jualan PLN, sementara sekarang saja PLN punya banyak pembangkit yang energinya bingung mau jual kemana.

“Nah kalau ditanya dan diminta tanggapan soal ini, saya no comment ya, tapi sejauh ini PLTS yang ada di Jambi, PLN dukung kok,” kata Pandu.

Lama bercerita, tak terasa sudah 1,5 jam berlalu sejak pukul 16:30 tadi, hari pun semakin gelap, Pandu kemudian izin menghidupkan lampu di ruangannya.

“Nah ini karena sudah jelang magrib, kita sudah kembali ke PLN ya, itulah kelemahan PLTS On Grid, jika malam datang, kita kembali ke PLN, tidak ada baterainya dan tidak menyimpan daya yang diperoleh siang hari tadi,” jelas Pandu lagi.

Berbeda dengan PLTS Off Grid yang bisa simpan daya dan bisa digunakan malam hari, namun Pandu memastikan PLTS On Grid tentu lebih ramah lingkungan dan lebih hemat.

“Harga baterai off grid itu tidak murah, dan jika kita tinggal di area yang ada PLN, menggunakan PLTS On Grid seperti ini akan tetap mengutungkan,” lanjut Pandu lagi.

Mengapa menguntungkan? Pandu menganologikan, sejak menggunakan PLTS dengan kapasitas 40 KWH, Kantor ESDM Provinsi Jambi telah berhasil memangkas hampir rata-rata 20 hingga 50 persen tagihan listriknya. Pada hari libur, maka penggunaan energi PLTS di Kantor ESDM bisa menjadi sangat dominan.

“Dulu bayar listrik bisa dari Rp6 Juta hingga Rp7 jutaan per bulan, mau tau berapa kita bayar tagihan setelah ada PLTS? Coba tebak,” ujar Pandu.

5 Juta? “Hanya sekitar Rp3 Jutaan hingga Rp4 Jutaan,” kata Pandu puas. Petugas bayar listrik di Dinas ESDM bisa tersenyum lega, bayar listrik hematnya luar biasa, artinya juga menghemat anggaran pemerintah untuk urusan listrik.

Kenapa jadi hemat? Ya karena pada siang hari, kebutuhan listrik di Dinas ESDM banyak terbantu dari daya listrik yang dihasilkan PLTS.

“Ya meski tak dipungkiri, siang hari kadang kita juga masih pakai daya dari PLN, namun sejak ada PLTS, hematnya kan lumayan luar biasa,” katanya lagi.

Namun sayang, keberhasilan Dinas ESDM dalam menggunakan PLTS, tak dirasakan teman seangkatannya di Bappeda. PLTS Bappeda mengalami masalah cukup parah dan tak lagi on.

“Kelemahan kita saat ini adalah, jika rusak kita masih harus berhubungan dengan teknisi dari pihak konsultan yang berada di luar Jambi,” keluh Pandu.

Dinas ESDM sebenarnya telah melakukan penjajakan ke beberapa SMK yang ada di Provinsi Jambi, mendorong SMK di Jambi membuka jurusan listrik lebih banyak, karena bagaimanapun, kebutuhan tenaga di bidang kelistrikan khususnya bidang energi baru terbarukan (EBT) ke depan akan sangat tinggi.

Baru-baru ini Dinas ESDM telah menghubungi salah satu SMK yang memiliki jurusan Listrik yaitu SMKN 9 Muaro Jambi, sekitar 15 Kilometer dari pusat Kota Jambi.

Hanya komunikasi tahap awal, Dinas ESDM kata Pandu mencoba memberikan informasi bahwa ke depan tenaga ahli bidang listrik, khususnya yang terkait dengan EBT, akan memiliki peluang besar, seiring dengan rencana Indonesia 2040 telah beralih pada bauran EBT.

Pandu pun berharap, jika nanti sudah banyak tenaga lokal Jambi, negeri ini tak perlu lagi impor tenaga ahli dari luar. Saat Jambi mulai beralih ke PLTS, man power kita sudah siap.

Provinsi Jambi sebenarnya memiliki 183 SMK negeri yang tersebar di 11 kabupaten dan kota.

“Sekitar 14 SMK memiliki kompetensi listrik, telah punya jurusan listrik, bahkan setiap kabupatennya ada,” ujar Harmonis, Kasi Kurikulum SMK Dinas Pendidikan Provinsi Jambi saat dikonfirmasi Jambi Ekspres di tempat terpisah.

Apakah nanti siswanya akan mendapat materi tambahan terkait skill khusus dalam menangani alat atau mesin yang terkait dengan EBT, surya panel misalnya, ini kata Harmonis perlu pembahasan lebih lanjut.

Namun bisa dipastikan, semua mata pelajaran dan praktek yang dipelajari siswa SMK jurusan listrik, pasti akan mengacu pada kurikulum dan buku yang berlaku di Indonesia.   

Berbicara soal sekolah, sekarang juga telah ada beberapa sekolah di Provinsi Jambi yang ikut mendapat bantuan pemasangan panel surya.

Diantaranya adalah SMAN 2 Kota Jambi yang kini telah operasi dan SMAN 5 Kota Jambi yang panel suryanya telah terpasang, tinggal menunggu izin dari PLN.
 
Keduanya mendapat bantuan panel surya senilai Rp300 jutaan dari APBN.

Memang hingga saat ini bantuan PLTS baru bersamber dari APBN, yang di kantor ESDM juga dari APBN.

BACA JUGA:Potensi EBT di Tengah Berlimpahnya Energi Fosil di Provinsi Jambi

“Karena APBD kita memang belum sanggup untuk ini, namun setelah gelap pasti ada terang, semoga ke depan bisa semakin banyak gedung perkantoran dan fasilitas umum termasuk sekolah yang menggunakan PLTS, itu juga telah menjadi rencana program kita ke depan,” harapan Pandu lagi.

Cerita Panjang tentang potensi energi baru semakin seru, tak terasa, hari pun semakin gelap, matahari kian condong ke timur.

Saya pun kemudian pamit, berjanji akan datang kembali suatu hari nanti, bercerita tentang atap Jambi yang telah dipenuhi dengan alat panel surya. Kapan?  Harapanya jangan lama-lama, tak harus menunggu 2040 tiba.. If it can be fast why should it take long.. (dpc)




 


Kategori :