Memaknai tujuan pelaksanaan humanisme dalam haji juga tampak dari pelaksanaan yang harus memenuhi syarat dan rukunnya dan banyak melakukan hal-hal sunah haji.
Dalam melaksanakan ibadah haji memberikan tarbiyah yang sangat besar, mulai dari kebebasan manusia atas dasar kemerdekaan dari belenggu kelas sosial dunia, menanam berbagai macam sikap terpuji salah satunya melatih kesabaran dan keikhlasan karena dalam pelaksanaan ibadah haji ada yang melaksanakan dengan sangat mudah tanpa hambatan dan ada pula yang melaksanakan ibadah haji dengan berbagai cobaan, hambatan yang semestinya dihadapi dengan kesabaran dan keikhlasan, hikmah selanjutnya adalah membebaskan diri dari belenggu sifat-sifat tercela.
Dalam pelaksanaan ibadah haji tahun 2023 idealnya sudah dilakukan sesuai dengan tujuan pelaksanaan ramahlansia.
Hal ini dapat dilihat dari berbagai sumber bagaimana kerja keras PPIH dalam memberikan layanan terbaik kepada semua jamaah haji Indonesia agar dapat melaksanakan ibadah dengan nyaman dan tenang, akan tetapi dengan perbedaan usia yang variatif tentu memiliki tantangan maupun hambatan tersendiri ditambah dengan kondisi cuaca yang cukup terik dan berbagai permasalahan non teknis yang terjadi dilapangan.
Dilansir dari berbagai media sosial yang memuat berita maupun informasi tentang jamaah haji Indonesia terlantar di Muzdhalifah dengan narasi menyudutkan Kementerian Agama
Menurut hemat penulis hendaknya kita menilainya secara objektifakar permasalahan nya karena kepadatan pelaksanaan wukuf di Muzdhalifah, cuaca terik yang ekstrem dan keterlambatan kendaraan evakuasi karena kemacetan yang sulit terurai dan sangat padat, perlu diketahui bahwa suksesnya pelaksanaan ibadah haji juga sangat ditentukan oleh sektor transportasi, sarpras, dll Kementerian agama tidak memiliki peran yang dominan, karena tata kelola berada dalam otoritas pemerintah Arab Saudi.
Koordinasi lintas sektor antara Kemenag, mitra di Arab Saudi, demikian Pemerintah Indonesia dalam hal ini diwakili oleh Kementerian Agama telah menyampaikan kekecewaan nya kepada Mashariq yang memberikan pelayanan yang kurang baik kepada jamaah haji asal Indonesia khususnya pelayanan di Arafah-Muzdhalifah-Mina yang menjadi tanggung jawab mereka yang idealnya harus cepat tanggap serta sudah mampu mendeteksi lebih awal hal yang tidak di inginkan dengan memaksimal tempat peristirahatan, persediaan makanan, minuman yang cukup.
Berdasarkan pandangan penulis keliru kiranya jika kita menilai sesuatu dengan tidak objektif dan proporsional karena kesuksesan penyelenggaraan Haji tidak hanya ditentukan oleh Kementerian Agama tapi juga oleh lintar sektor dan Mitra di Arab Saudi. Dan menurut penulis kinerja Kementerian Agama layak mendapatkan apresiasi atas kerja kerasnya melaksanakan ibadah haji tahun 2023 yang humanis dan ramah lansia. (*)
*) Penulis adalah Dosen Fakultas Syariah UIN STS Jambi