JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Presiden Joko Widodo, hari ini (2/5), melakukan kunjungan kerja ke Jambi.
Ini merupakan kunjungan kerja ke sekian kalinya ke Jambi, agenda kerja sebelumnya memantau kebakaran hutan dan lahan pada 2015, meninjau lokasi SAD, meninjau pasar dan Candi Muaro Jambi.
Kedatangan Presiden ke Jambi kali ini mendapat respon dari politisi PKB Kemas Alfarabi. Dia berharap persoalan esensi yang dihadapi masyarakat Jambi mendapatkan solusi dari Presiden RI, seperti, persoalan angkutan batu bara, pelabuhan Ujung Jabung dan tol Betung-Tempino.
Terkait angkutan batu bara, menurut Kemas Alfarabi, seharusnya pemerintah pusat membangun jaringan kereta api menuju pelabuhan.
“Kita berharap kunjungan Presiden kali ini dapat memahami persoalan sesungguhnya dan mencari solusi yang tepat dalam menyelesaikan permasalahan di Jambi,” harapnya, Senin (1/5).
Namun, pemerintah pusat melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendorong para pengusaha batu bara di Provinsi Jambi mempercepat pembangunan jalan khusus.
Hal ini sebagaimana sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Jambi Nomor 8 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Jalan Hasil Tambang, Hasil Perkebunan, dan Angkutan Barang lainnya.
Sebagaimana diketahui, jalur angkutan batu bara yang melintasi jalan nasional di Jambi sepanjang 603,3 kilometer.
Jalan nasional yang dilalui oleh angkutan batu bara itu yakni ruas jalan Simpang Tembesi-Simpang Niam-Tebo-Muara Bungo sepanjang 167,8 kilometer.
Lalu, ruas Sarolangun-Bangko-Muara Bungo-Batas Provinsi Sumatera Barat sepanjang 212,4 kilometer.
Selain itu, ruas Sarolangun-Simpang Tembesi-Muara Bulian-Kota Jambi-Pelabuhan Talang Duku sepanjang 223,3 kilometer.
Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian, sebelumnya membeberkan anggaran yang dibutuhkan untuk memperbaiki jalan nasional yang rusak akibat dilintasi angkutan batu bara di Jambi sekitar Rp 824 miliar dengan kondisi kendaraan normal.
Sementara itu terkait pembangunan Pelabuhan Ujung Jabung, Kemas Alfarabi sangat menyesalkan dibatalkannya anggaran APBN untuk pembangunan Jembatan Sungai Rambut.
Proyek dengan anggaran Rp700 miliar itu dinyatakan belum masuk ke dalam prioritas PUPR.
Pihak BPJN Jambi menjelaskan alasan jembatan itu dibatalkan sehingga tidak masuk ke dalam prioritas, pertama, jalan menuju Pelabuhan belum ada. Kedua, pembangunan Pelabuhan Ujung Jabung belum menemukan titik terang untuk dilanjutkan pembangunan oleh Kementerian Perhubungan.