SUNGAIPENUH, JAMBIEKSPRES.CO.ID- Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh kaya akan budaya maupun tradisi. Dua wilayah paling barat provisi Jambi ini masih tetap mempertahankan dan melestarikan tradisi islami yang sudah dilakukan sejak ratusan tahun.
Salah satu tradisi awal puasa Ramadan yakni "Nganta bheih sulu pasa" atau tradisi mengantar beras awal puasa Ramadan. Tradisi ini sudah dilakukan turun-temurun dari orang tua terdahulu. Hingga saat ini masih dilakukan oleh warga di Kecamatan Hamparang Rawang, Kota Sungai Penuh.
Tradisi ini dilakukan untuk memeriahkan awal bulan suci Ramadhan yang sangat diharapkan oleh Umat Islam. Lantaran di dalam bulan suci Ramadhan segala amal ibadah akan dilipatkan oleh Allah SWT sebagai balasan bagi orang-orang yang berbuat kebaikan.
Tradisi mengantar beras awal puasa Ramadan oleh warga Rawang adalah berupa sembako atau bahan pokok yang dibawa atau diberikan warga kepada teganai maupun orang adat. Dengan cara dikunjungi langsung ke rumah teganai tersebut. Setiap warga memiliki teganai atau ketua kelompoknya masing-masing. Yang biasanya sudah ditetapkan oleh adat setempat.
Para ibu-ibu rumah tangga biasanya membawa beras, gula, kopi, teh maupun yang lainnya yang dimiliki sesuai dengan kemampuan guna memberikan kepada teganai maupun orang adat yang akan dikunjungi.
Albizar Pemangku Adat Hamparan Rawang mengatakan tradisi ini sudah mengakar di masyarakat Hamparan Rawang. Bahkan pada tahun 2000 masyarakat yang mengikuti tradisi ini semakin berkembang, sambil membawa beras, gula, kopi,teh maupun yang lainnya yang dimiliki sesuai dengan kemampuan guna memberikan kepada teganai maupun orang adat yang akan di kunjungi.
"Untuk yang di bawa tidak ada paksaan, sesuai dengan kemampuan masyarakat itu sendiri," ujarnya
Albizar mengatakan tujuan dari kegiatan ini untuk mempererat tali silaturrahmi dan saling maaf dan memaafkan atas sesama. Setelah satu tahun menjalani aktivitas sehari-hari, apa lagi memasuki bulan suci Ramadan. "Tujuan silaturahmi dan saling memaafkan antar sesama, " ujarnya
Dia menambahkan bahwa tradisi ini terus mendapat perhatian dari masyarakat Hamparang Rawang. Hal ini terbukti setiap tahun semakin banyak warga yang menjalankan tradisi tersebut. "Dari pemangku adat juga meghi.bau warga untuk tetap melestarikan budaya atau tradisi kita yang bernuansa Islami ini, " jelasnya. (Hdp)