JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Pengelola jTol Trans Sumatera (JTTS) PT Hutama Karya mulai melakukan berbagai persiapan menyambut arus Mudik Lebaran 2023.
Diantaranya memastikan peralatan tol dan backup genset dalam keadaan baik, juga menyiagakan teknisi peralatan tol. Demikian dikatakan Direktur Operasi III Hutama Karya Koentjoro melalui keterangan resminya dikutip Jambi Ekspres (22/03). Hutama Karya kata Koentjoro akan mengaktifkan kembali mobile reader dan top-up asongan untuk mempercepat transaksi di gerbang tol, menyiagakan tim pothole (lubang) serta mengaktifkan gardu reversible, jika diperlukan pada periode arus balik. Persiapan ini dilakukan pada ruas-ruas tol yang akan dilintasi saat musim lebaran yaitu Tol Bakauheni – Terbanggi Besar (Bakter), Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung (Terpeka) dan Tol Medan - Binjai (Mebi). Hutama Karya kata Koentjoro juga fokus dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan menambahkan sejumlah fasilitas di rest area. Diantaranya menyediakan 6 SPBU modular di rest area KM 20 jalur A & KM 49 Jalur B di Tol Bakter dan Rest Area KM 306 & KM 269 Jalur B di Tol Terpeka, menyediakan 8 (delapan) bengkel di Rest Area KM 20 B, KM 33 A, KM 49 A, RA 49 B, KM 87 A, KM 87 B, KM 116 A dan KM 116 Tol Terpeka & Rest Area KM 163 Jalur A, KM 172 Jalur B, KM 208 Jalur A, KM 215 Jalur B, KM 234 Jalur A, KM 269 Jalur B, KM 277 Jalur A, KM 306 Jalur B dan KM 311 Jalur A. Hutama Karya juga bekerjasama dengan pihak kepolisian, TNI, Dinas Kesehatan dan BPNB daerah sekitar dengan mendirikan Pos Pantau yang berlokasi di Rest Area KM 163 Jalur A, KM 172 Jalur B, KM 208 Jalur A, KM 215 Jalur B, KM 234 Jalur A, KM 269 Jalur B, KM 277 Jalur A dan melakukan penambahan gardu di Gebang Tol Helvetia di Tol Mebi. Lebih lanjut Koentjoro menyampaikan bahwa untuk mengoptimalisasi pengoperasian jalan tol, Hutama Karya akan melakukan pemisahan segmen operasi JTTS. Pemisahan dimulai pada ruas Tol Bakter dan Tol Mebi melalui PT Medan Binjai Toll dan PT Bakauheni - Terbanggi Besar Toll sebagai entitas yang menerima pemisahan. Adapun pada kedua perusahaan tersebut, Hutama Karya memiliki saham kepemilikan perusahaan sebesar 99.9 persen, sedangkan sisanya 0.1 persen dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Karyawan PT Hutama Karya (Persero). “Pemisahan tersebut dilakukan karena faktor pembangunan dan operasional beberapa tol JTTS tahap I terdapat indikasi perseroan berpotensi mengalami kondisi keuangan yang tidak sustainable, setelah pemisahan ini akan dilakukan divestasi atau pelepasan saham di anak perusahaan serta kerja sama operasi dan pemeliharaan dengan mitra terpilih,” terang Koentjoro. Koentjoro juga mengatakan bahwa dengan adanya skema tersebut tidak akan menurunkan kinerja dan kualitas jalan tol yang dikelola, justru akan meningkatkan pelayanan jalan tol tersebut mengingat anak perusahaan yang dibentuk tersebut didedikasikan untuk mengoperasikan dan pengelolaan jalan tol ini. “Tol Bakauheni – Terbanggi Besar dan Tol Medan – Binjai akan menjadi tol yang lebih dulu menerapkan skema tersebut mengingat 2 (dua) ruas tol ini yang terbilang sudah cukup mature,” tutup Koentjoro. (*)