JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Kinerja pemulihan ekonomi Indonesia masih tetap berjalan dan cukup kuat. Di tengah stagflasi perkonomian global, pertumbuhan perekonomian Indonesia terus menorehkan catatan yang baik.
Secara regional pada kuartal III Tahun 2022, di Provinsi Jambi, pertumbuhan perekonomian tumbuh di angka 5,20 (yoy) dengan PDRB sebesar Rp 71,6 T yang didominasi oleh sektor Pertanian, sektor Pertambangan, dan sektor Perdagangan. Perkembangan inflasi yang telah menjadi perhatian beberapa pihak turut mengalami perbaikan secara bertahap. Pada periode Oktober 2022, inflasi tercatat di angka 7,10% secara yoy atau mengalami deflasi sebesar 2,27% secara mtm. Deflasi periode kali ini dipengaruhi oleh beberapa komoditi yang sebelumnya menjadi penyumbang inflasi pada periode sebelumnya. Artinya, beberapa upaya pemerintah dalam menekan laju inflasi telah membuahkan hasil. Kepala Perwakilan Kemenkeu Provinsi Jambi, Supendi mengatakan, surplus neraca perdagangan sebesar lebih dari US$ 1.000,00 turut memberi andil dalam pertumbuhan perekonomian di Provinsi Jambi. Selain itu, surplus neraca perdagangan tersebut merupakan modal berharga bagi perekonomian regional Jambi dalam menghadapi ancaman stagflasi dan kenaikan nilai tukar mata uang asing. "Sejalan dengan perbaikan pada indikator makroekonomi, indikator kesejahteraan di Provinsi Jambi juga mengalami peningkatan," jelasnya. Tingkat Kemiskinan (7,62%, sebelumnya 7,97%), Tingkat Pengangguran Terbuka (4,59%, sebelumnya 4,7%), dan Gini Ratio (0,320, sebelumnya 0,325) secara berturut-turut mengalami penurunan dan dibarengi dengan penguatan Indeks Pembangunan Manusia (72,14, sebelumnya 71,63). Nilai Tukar Petani dan Nilai Tukar Nelayan juga menunjukkan peningkatan yang menunjukkan sektor perekonomian unggulan di Provinsi Jambi sedang dalam kondisi yang baik. Selain itu, kinerja baik APBN berlanjut hingga Oktober 2022. APBN hadir di masyarakat, melalui belanja negara yang terakselerasi. Realisasi belanja APBN Regional Jambi per Oktober sebesar Rp17,2 triliun (84,4 persen dari pagu target APBN Regional) atau tumbuh 3,87 persen yoy. Melalui Belanja Negara, APBN sebagai shock absorber melindungi masyarakat, mendukung sektor prioritas, dan mendorong pemulihan ekonomi. Belanja Negara tersebut terdiri dari Belanja K/L sebesar Rp4,8 triliun (70,1 persen dari pagu) dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) sebesar Rp12,4 triliun (91,7 persen dari pagu). Belanja K/L utamaya digunakan untuk pengadaan peralatan/mesin, jalan, jaringan, irigasi, belanja pegawai termasuk THR dan Gaji ke-13, bansos dan program PEN ke masyarakat melalui belanja pegawai sebesar Rpp2,1 triliun, belanja barang dan jasa sebesar Rp1,6 triliun, belanja modal sebesar Rp1,1 triliun, dan belanja bansos sebesar Rp8,3 miliar. Pemulihan ekonomi terus berlanjut dan semakin kuat melalui berbagai kebijakan APBN. Pemerintah memastikan kestabilan daya beli masyarakat dengan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Di Provinsi Jambi, Bantuan Langsung Tunai (BLT) Minyak Goreng yang telah disalurkan sebanyak tiga (3) kali dengan total penyaluran Rp54,23 M berhasil menjangkau 180.774 Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Beriringan dengan hal tersebut, BLT Desa yang ditujukan untuk menjaga kesejahteraan masyarakat di 1.399 desa di Provinsi Jambi telah disalurkan sebesar Rp316,15 M. (*/kar)