”Sekarang kami fokus menjual beras Bulog juga dimana masyarakat lebih memilih itu, karena harganya juga tidak terlalu mahal. Bila harga naik, tentu kami pedagang kecil ini naik juga, maklum pak kami tidak mengambil untung besar yang penting bisa jualan,” tutupnya.
Ini Biang Keroknya
Sebenarnya apa sebab harga beras naik? Plt Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Syailendra mengatakan, karena saat ini telah memasuki masa tanam.
Harga beras naik juga disebabkan oleh harga di tingkat penggilingan juga naik. Kenaikan harga beras ini membuat Bulog sulit menyerap beras dari petani.
“Sekarang ini panen gadu, dimana kualitasnya bagus tapi produksinya tidak banyak,” lanjut Syailendra .
Ia mengaku dapat info Bulog kesulitan menyerap harga pasaran yang dimulai dari angka Rp 9.000 sementara angka fleksibilitas Bulog adalah Rp 8.800 yang menjadi Rp.8.800.
Stok Bulog hingga September 2022 katanya sekitar 791 ton, sampai Desember ini masih akan diperlukan peningkatan menjadi 1,2 juta ton.
Sementara itu, Bank Indonesia memperkirakan November 2022 ini akan kembali terjadi inflasi mesti telah mencatat deflasi pada bulan Oktober.
Melalui survei pemantauan harga, inflasi pada pekan pertama November 2022 ini diperkirakan sebesar 0,08 persen secara bulanan.
Direktur Departemen Komunikasi BI, Nita A dalam keterangan resminya Minggu (6/11) menulis penyumbang inflasi berasal dari komoditas daging ayam ras, beras, minyak goreng, tahu tempe, tomat, jeruk dan sawi hijau.
Sementara komoditas yang mengalami deflasi pada minggu pertama November ini adalah cabai merah, cabai rawit dan bawang putih. (aes/dpc)