Bagian 2: “Jangan Lama – Lama”

Selasa 11-10-2022,07:55 WIB
Editor : Setya Novanto

“Apa?!” Tanya Arisa dengan volume suara yang dikeraskan, melawan berbagai suara lain yang menetupi suaranya, entah itu kenalpot motor yang begitu berisik, atau dari suara genjrengan gitar yang dipetik sembarangan dari pengamen yang bernyanyi tak juah dari mereka.

“Jojga harus insecure karena ada lo!” Ucap Sundra tersenyum lebar, bersitatap dengan Arisa yang bingung lewat kaca spion.

“Kenapa?” Tanya Arisa. Arisa tidak tahu mengapa detak jantungnya tiba – tiba bertalu, Arisa seolah punya firasat bahwa lelaki yang memboncengnya kini akan mengeluarkan gombal murah yang seringkali ia layangkan pada Arisa dimanpun dan kapanpun itu, dikelas, sekre bahkan di saat rapat penting sekalipun.

“Jojga kalah indah cuma karena suara tawa lo.” Jawab Sundra sambil tertawa.

“Sialan!” Balas Arisa menepuk punggung Sundra keras, turut tertawa dan memalingkan wajahnya dari kaca spion agar Sundra tak lagi menatapnya. 

Diam – diam, ada kuluman senyum yang Arisa tahan mati – matian untuk tidak merekah lebar, ada detak jantung menggila yang harus ia kontrol, dan semburat merah yang merangkak memenuhi wajahnya, Arisa kelimpungan tidak tau harus bersembunyi dimana. Rasa geli, senang, membuncah ruah dalam dirinya.

“Jangan baper! Jangan baper! Jangan baper!” Batin Arisan menekan seluruh perasaan yang tiba – tiba memblundak dalam dirinya, tumpah ruah memenuhi seluruh rongga hatinya.

Entah Arisa itu gengsi atau malu pada perasaanya, hanya tuhan yang tahu. Denial pada rasa yang telah ada dan jelas tumbuh dalam dirinya. Katanya tidak suka, tapi dengan gombalan murah ala Sundra saja, Arisa bisa lupa dunia dan sekitarnya, terjebak dalam eufhoria bahagia yang tercipta diantara mereka.

Jangan lama – lama ya Arisa untuk jatuh cintanya, sebab Sundra juga tidak bisa menunggu selamanya. (bersabung)

 

 

Kategori :