PALEMBANG, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang, Arya Lesmana Putera (19), Jumat 7 Oktober 2022, menceritakan detail kasus kekerasan yang dialaminya.
Seperti diketahui ia menjadi korban kekerasan saat menjadi panitia Diksar UKMK Litbang UIN Raden Fatah Palembang.
Didampingi ayahnya, Rusdi (57) dan tim kuasa hukum Sofhuan Yusfiansyah SH dan M Sigit Muahimin SH serta rekan dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBH) Sumsel Berkeadilan, Arya bercerita.
Jumat 30 September 2022, siang Arya dan para terduga pelaku sempat salat Jumat bersama di Bumi Perkemahan Gandus Palembang.
“Saya menjadi khotib sekaligus jadi imam salat Jumat. Lalu setelah itu saya makan siang bersama peserta, karena saya panitia konsumsi,” ujar Arya.
Setelah itu Arya dibawa ke tempat sepi oleh para senior untuk memeriksa HP miliknya.
“Lalu saya dibawa oleh tiga orang. Dan satu orang langsung menerjang saya. Dibawa lagi menghadap senior di pinggir danau. Terus di sana juga HP saya dicek lagi,” kata Arya.
Tidak berhenti di situ. Arya kemudian dibawa ke toilet dan mengalami pelecehan seksual. Kali ini terduga pelaku adalah rombongan dari panitia pelaksana.
“Saat itu yang saya ingat ada sekitar tiga orang lagi dan dia langsung menganiaya,”katanya.
“Di toilet disuruh buka pakaian dan tanpa sehelai benang pun. Saat itu ada sekitar delapan orang yang datang lagi. Di toilet disundut dengan api rokok,” terangnya lagi.
Selain mengalami pelecehan seksual yang ditonton oleh sebagian panitia perempuan, Arya juga diancam menggunakan golok oleh salah seorang terduga pelaku dan korban sempat minta ampun.
“Memang benar dan ada, senjata tajam itu jenis golok. Di dalam toilet terus dianiaya lalu dipaksa keluar dari toilet dengan kondisi bugil,” katanya.
Para terduga pelaku kemudian membawa Arya ke sebuah pohon yang persis berada tidak jauh dari toilet dan pinggir danau.
“Di lokasi perkemahan ada pohon dan seorang pelaku ada yang berteriak meminta ambilkan tali. Badan saya dililit tali di pohon dalam keadaan bugil dan ditonton oleh panitia perempuan sekitar 20 orang. Ada juga yang melarang melihat,” ungkap Arya lagi.
Lalu, Arya mengaku disuruh ke toilet lagi untuk mengenakan pakaian lagi. Ada jedah, dikasih minum sebelum turun hujan.