MUARABULIAN, JAMBIEKSPRES.CO.ID- Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh Pemerintah Pusat menjadi keluhan oleh masyarakat. Bagaimana tidak hal ini tidak sebanding dengan jumlah pendapatan dan harga bahan pokok yang saat ini masih tidak stabil. Belum lagi saat ini perekonomian masyarakat belum pulih pasca Pandemi Covid-19. Rabu (31/08).
Kenaikan ini mendapat kritikan dari berbagai pihak termasuk Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Batanghari yang merupakan bagian kelompok dari masyarakat sipil yang mempunyai peran penting dalam melakukan kontrol dan pengawasan atas setiap aktifitas kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah agar supaya kebijakan-kebijakan yang dibuat tidak lain adalah untuk kepentingan kesejahteraan rakyat.
"Dalam 3 tahun terakhir indonesia dan negara-negara lain sedang berjuang dalam menghadapi pandemi covid 19 yang telah memporak porandakan semua sektor."Ujar Ketua Umum HMI Cabang Batanghari Muzil.
Muzil menyebutkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Tarif Dasar Listrik (TDL) Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Batanghari menolak rencana kebijakan pemerintah terkait kenaikan tersebut, karena akan sangat berdampak pada sektor ekonomi lainnya terutama masyarakat dengan kelas ekonomi menengah kebawah.
"Kami menolak atas kebijakan pemerintah untuk menaikan harga di dua sektor tersebut, kami berharap pemerintah lebih mementingkan kepentingan masyarakat, karena hal ini akan berdampak disemua lini jika kenaikan ini terjadi,"Tegasnya.(rza)