Inilah Drama Penembak Jitu

Minggu 07-08-2022,10:44 WIB
Editor : novantosetya

Benarkan dia pembunuhnya? Sengaja dia membunuh karena terdesak? Ada yang menyuruhnya? Semua belum terjawab tuntas oleh sang penembak jitu.

Selain penembak jitu, Eliezer diklaim sebagai pelatih menembak di Resimen Brimob. Padahal usianya baru 24 tahun. Hebat.

Muncul klaim lain Eliezer dibekali senapan yang bukan standar untuk seorang Bharada. Senjata pegangannya jenis Glock. Hebat lagi.

“Kok ada yang janggal ya,” ucap praktisi hukum Syamsul Arifin kepada Disway.id, Minggu, 7 Agustus 2022.

Faktanya, LPSK mengungkap bahwa Bharada E baru memegang pistol pada November 2021. Latihan menembaknya saja baru Maret 2022 di Senayan.

“Masuk logika gak? baru Maret kemarin latihan menembak. Lalu disebut sniper atau penembak jitu bahkan pelatih. Hebat banget. Penembak jitu yang mahal,” papar Syamsul. 

Mengapa mahal, sambung Syamsul, karena memiliki kemampuan diluar batas orang berpikir sehat.

“Belum lama berlatih dan pegang senjata sudah jadi pelatih, di salah satu korps lagi. Ini macan namanya. Maka mahal harganya,” sindir Syamsul.

Hebatnya lagi, Bharada E sudah memegang Glock 17 buatan Austria Kaliber 9 X 19 mm dengan kapasitas 17 peluru. “Luar biasa. Sekelas Bharada lho sudah pegang Glock 17,” ujarnya.

Apa benar Glock 17 punya Bharada E? yang pasti senjata itu bukan senjata sembarangan. “Harganya sekelas mobil,” timpalnya.

Syamsul yakin Bharada E akan mengurai semua fakta peristiwa berdarah itu dengan jujur, dan detail. “Karena serapi apapun skenario kejahatan ditutupi, suatu saat tercium juga,” ujar Syamsul.

Jika dilihat siapa di balik Brigadir E, cukup masuk akal karena dia seorang sopir ‘bos’ Satgassus Merah Putih.

Satgassus merupakan Satuan tugas di bawah kendali Irjen Pol Ferdy Sambo sosok yang belakangan dicopot dari jabatannya sebagai Kadiv Propam Polri usai diperiksa Bareskrim.

Tujuan Sambo dicopot tentu sudah jelas. Manfaatnya memperlancar gerakan Bareskrim Polri.

Terutama dalam menyidik kasus berdarah di rumah dinas Sambo Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan yang kabarnya menyebabkan PC masih trauma.

“Peristiwa Duren Tiga memang bukan peristiwa biasa. Sampai akhirnya Kapolri memutus perwira tinggi sampai Tamtama dinonaktifkan agar tidak menghambat penyidikan,” kata Syamsul.

Tags : #bharada e
Kategori :