JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang digagas Golkar, PPP dan PAN berpeluang berlanjut ke hajatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024. Buktinya, kemesraan tidak hanya diperlihatkan para ketua umum ditingkat pusat, tetapi juga para ketua DPD dan DPW ditingkat daerah.
Di Provinsi Jambi misalnya, dalam silaturahmi nasional KIB beberapa hari lalu, Ketua DPD I Golkar Jambi Cek Endra, Ketua DPW PPP Jambi Muhammad Fadhil Arif serta Ketua DPW PAN Jambi, H Bakri tampil mesra. Tidak hanya duduk bersama, ketiganya juga saling bergenggaman tangan, sinyal adanya kesepahaman menatap agenda politik kedepan. Apalagi ketiganya memiliki potensi besar untuk maju di Pilkada, salah satunya Pilgub Jambi. Begitu juga di Pilkada Kabupaten/kota, ketiga partai ini memiliki banyak kader untuk di dorong maju. Bahkan ketiga partai ini memiliki kepala daerah aktif yang akan melanjutkan kepemimpinan untuk periode kedua. Ketua Harian DPD I Golkar Provinsi Jambi, A Rahman tidak menampik ada kemungkinan KIB bisa berlanjut ke Pilkada. Karena Pipres, Pileg dan Pilkada digelar di tahun yang sama dengan jarak hitungan bulan. “Bisa saja berlanjut ke Pilkada. Kita tau, tahapan Pilpres dan Pilkada itu beririsan, hanya hitungan bulan saja,” ujarnya, Selasa (7/6) kemarin. Hanya saja, kata Rahman, Golkar saat ini tengah fokus mempersiapkan diri menghadapi Pileg. Konsolidasi internal terus dilakukan untuk memperkuat infrastruktur partai. “Tapi sekarang kita mamang masih fokus mempersipakan Pileg dan suksesi pencalonan Ketua Umum Airlangga Hartanto di Pilpres,” katanya. Di Pileg sendiri, sebut Rahman, ada target-target yang harus di capai, baik itu untuk DPR RI, DPRD Provinsi maupun Kabupaten/kota. “Karena itu pak ketua Cek Endra dan pengurus saat ini gencar turun ke DPD II untuk memastikan mesin partai bergerak,” bebernya. Disisi lain, Sekretaris Jenderal DPP PAN, Eddy Soeparno dalam diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat mengaku kerja sama politik dalam KIB tak hanya dalam memenangkan Pilpres 2024. Koalisi ini juga akan terus berlanjut “Kerjasama KIB dijalin tidak hanya sebatas Pilpres, ada pekerjaan besar Pilkada. Kami juga akan mereplikasi lanjutan koalisi tentu hal ini akan dijalankan seterusnya saat Pilkada,” katanya. Jalinan koalisi KIB merupakan tradisi baru bagi praktik politik Indonesia. Sebab, poros koalisi dibentuk jauh hari sebelum perhelatan Pemilu dimulai. “Kerja sama dalam Pemilu itu kita saling sepakat soal lebih awal dalam membentuk kerja sama dalam koalisi. Ini merupakan tradisi baru agar koalisi tak selalu ditentukan di menit akhir jelang Pemilu,” ujarnya. Sementara itu, pengamat politik Fahrudin HM menilai, KIB bisa saja terwujud hingga Pilkada 2024. Karena sedikit banyak, koalisi yang dibangun ditingkat pusat akan berpengaruh hingga ke daerah. “Saya pikir sedikit banyak pasti berpengaruh ke daerah. Kalau koalisi ini serius, tentunya tidak hanya berbicara urusan Pilpres saja,” katanya. Menurut Direktur Eksekutif Lemabaga Riset PolitikPublick Trust Institute (Putin) ini, bisa saja KIB ini menyasar Pilgub maupun Pilbup dan Pilwako. Karena itu hal ini perlu menjadi perhatian bagi konstestan yang akan bertarung. “Ini bisa menjadi perhatian para kandidat, apakah mereka bagian dari koalisi atau tidak,” jelasnya. Kemudian kemungkinan koalisi PDIP dan Gerindra di tingkat nasional juga sangat terbuka di daerah. Begitu pula NasDem dan PKS yang memang saat ini sudah semakin mesra. “Jadi arah koalisi di tingkat nasional ini penting di perhatikan. Ini bisa menjadi peluang untuk mendapatkan dukungan di Pilkada,” pungkasnya. (aiz)