SEMENTARA itu, Bupati Kerinci, H Murasman mengharapkan pengoperasian PLTA Batang Merangin nantinya 24 jam. Meski hanya beroperasi dengan kapasitas 170 MW, dengan beroperasi 24 jam, akan menjadikan Pendapatan Asli Daerah Kerinci (PAD) lebih besar.
“Kitakan hanya memfasilitasi, dan kita mengharapkan setelah siap dibangun nantinya, PLTA Batang Merangin, tetap operasi 24 jam, bukannya hanya malam saja,” ujarnya Murasman.
Ia juga mengatakan, setelah PLTA ini beroperasi, ditambah dengan Geothermal di Desa Lempur, akan memberikan kebutuhan listrik yang memadai untuk Provinsi Jambi dan beberapa provinsi sekitar.
“Kebutuhan listrik di Kerinci hanya 17 MW, sementara kapasitas PLTA 170 MW, apalagi sekarang diminta 350 MW, ditambah lagi dengan Geothermal, kita bisa mensuplai listrik ke provinsi lain,” katanya.
Ditambahkannya, dua pembangkit listrik yang tengah dibangun di Kerinci ini akan memberikan PAD yang sangat besar serta tidak akan hilang dari Kerinci, terutama PLTA yang hanya bermodalkan air, dan tidak akan pernah habis dari Kabupaten Kerinci.
“PAD ini akan sangat besar dan abadi di Kerinci, karena modal kita cuma air, dan tidak akan habis dari Kerinci, serta tidak menggangu lingkungan sekitar. Beda dengan batu bara, akan habis dan merusak lingkungan,”ujar Murasman.
Untuk jangka panjang, berkaiatan dengan debit air, lanjut Murasman, Pemerintah Kabupaten Kerinci, juga akan melakukan penyelamatan hutan dan penghijauan pada lokasi PLTA.
“Kalau memang ada kaitannya dengan masalah debit air, kita akan lakukan penyelamatan dan penghijauan kembali pada lokasi PLTA, selain di daerah-daerah lain dalam kabupaten Kerinci,” tuturnya.
“Untuk kawasan Geothermal, kita juga akan menjaga kelestarian hutan disekitarnya, karena semakin lebat hutannya, kandungan gas buminya semakin meningkat,” tukasnya.
(hdi)