‘‘Misalnya ada kandidat dari etnis Jawa yang tidak maju, bisa memilih dari etnis Jawa ini untuk wakil. Ini akan mendongkrak peroleh suara,’‘ sebutnya.
Hal ini juga karena masyarakat Kota Jambi heterogen, ada masyarakat yang jumlahnya cukup dominan.
‘‘Yang dominan seperti Jawa, Kerinci, Seberang Kota Jambi dan ada beberapa daerah atau etnis lainnya. Ini masing-masing memiliki lumbung suara, jadi dalam menentukan wakil harus melihat ini,” tandasnya.
Terpisah Pengamat Politik Jambi lainnya, Ivan Fauzani juga tidak jauh berbeda dengan Jafar. Menurutnya lebih cepat dalam menentukan pasangan akan lebih menguntungkan pasangan itu sendiri.
“Lebih tepatnya saat ini sudah ada pasangan. Agar waktu untuk melakukan pendekatan dengan masyarakat bisa lebih maksimal. Waktu untuk sosialisasi lebih panjang. Kalau terlambat kandidat yang rugi,” ujarnya.
Menurutnya, semakin lama waktu melakukan sosialisasi, akan semakin memudahkan pekerjaan untuk memperoleh simpati masyarakat. “Kalau waktu singkat, kandidat harus bekerja lebih keras lagi,” katanya.
Sedangkan dalam menentukan pasangan, menurutnya, karena masyarakat Kota Jambi ini heterogen, keterwakilan wilayah atau etnis tida berpengarus signifikan.
“Yang paling penting itu figure kandidat. Misalnya kalau kandidat nomor satu dari pengusaha, pasangannya dari birokrat, begitu juga sebaliknya. Etnis untuk di Kota Jambi tidak bisa menjadi ukuran,” tandasnya.
(cas)