JEMBER - Keajaiban terjadi dalam kecelakaan di Jember, Jatim, kemarin. Sebuah Suzuki Carry terseret kereta api (KA) sejauh 200 meter dan penumpangnya selamat.
Kecelakaan itu terjadi di perlintasan KA tanpa palang pintu di Kelurahan Mangli, Kaliwates, Jember. Lokasi kejadian berjarak sekitar 200 meter dari stasiun setempat.
Beberapa saksi mengungkapkan, sekitar pukul 09.30, KA Sritanjung jurusan Banyuwangi - Surabaya itu hendak melewati perlintasan di timur Stasiun Mangli. Pada saat bersamaan, Suzuki Carry hendak melintasi rel dari arah utara.
KA Sritanjung dengan nomor lokomotif CC 2017804 tersebut sudah membunyikan klakson. Tapi, diduga karena sopir panik, mesin mobil justru mati ketika posisinya persis di perlintasan. \"Sampai di tengah perlintasan, mesin mobil mati dan langsung ditabrak kereta. Mobil terseret dan baru berhenti di depan Stasiun Mangli,\" kata Rudi, seorang saksi.
Mereka yang mengetahui kejadian tersebut menyangka sopir Carry yang bernama Supriyanto itu tewas. Sebab, kondisi mobil yang diseret KA tersebut rusak cukup parah. Seluruh kaca pecah dan bodi ringsek. Kedua pelek belakang bahkan terlepas.
Bodi mobil yang dikemudikan warga Besuki, Situbondo, Jatim, tersebut menempel di lokomotif KA yang dimasinisi Agil dan Andri itu. Saat dievakuasi, mobil tersebut hanya berisi sopir yang ternyata selamat dan hanya mengalami patah tulang rusuk kiri. Dia langsung dilarikan ke RS PTPN X Jember.
Setelah itu, warga dan petugas stasiun berusaha melepaskan kendaraan dari lokomotif. Tapi, pekerjaan tersebut tidak mudah. Butuh waktu cukup lama untuk mengambil bodi mobil yang lengket dengan lokomotif itu.
Setelah mobil bisa dipisahkan dari lokomotif, muncul masalah baru. Bodi mobil masih melintang di atas rel. Sementara itu, alat berat untuk menarik mobil tersebut tidak bisa masuk ke lokasi. Akhirnya, puluhan warga dan petugas mengangkat mobil itu perlahan-lahan dari rel dan dipindahkan ke halaman stasiun. Selanjutnya, mobil diderek ke Unit Kecelakaan Lalu Lintas (Lakalantas) Polres Jember.
Mengenai penyebab kecelakaan, diduga kuat sopir Carry ceroboh. Menurut Rudi, KA Sritanjung yang melintas dari arah timur itu sebenarnya sudah membunyikan klakson. \"Saya dengar sendiri ada suara klakson yang keras,\" katanya. Entah tidak mendengar atau memang nekat, sopir Carry tetap melewati perlintasan.
Meski perlintasan tanpa pintu, sebenarnya sehari-hari ada sukarelawan yang berjaga di perlintasan tersebut. \"Ada penjaga perlintasan dari warga sini. Namanya Pak Soleh. Dia hafal betul jadwal kereta yang lewat. Namun, dua hari ini dia sakit, sehingga perlintasan tidak dijaga,\" tuturnya. Kemarin tugas Soleh digantikan orang lain. Orang baru itu, rupanya, tidak hafal jadwal kereta.
Sebelum KA Sritanjung melintas, sukarelawan itu sebenarnya sudah memberikan isyarat dengan tangan kepada sopir Carry agar berhenti. Tapi, bukannya mengurangi kecepatan, sopir malah tetap meluncur. Saat melintasi rel, sopir baru tahu bahwa ada kereta yang akan lewat. Malangnya, mesin mobil langsung mati saat kendaraan melintang di atas rel.
Humas PT KAI Daop IX Jember Gatut Sutiyatmoko menuturkan, kecelakaan itu terjadi karena kecerobohan sopir Carry. Sebab, sudah ada rambu-rambu imbauan di setiap perlintasan tanpa palang pintu agar kendaraan berhenti dulu sebelum melintasi rel. \"Seharusnya, sebelum melintas, pengemudi menghentikan mobilnya, memeriksa situasi. Jika aman, baru melintas,\" tegasnya. (rid/jum/har/c5)