Tapi, klaim IDF itu dibantah Juru Bicara Militer Hamas Abu Ubaida. \"Kami masih cukup kuat untuk menghancurkan musuh. Konfrontasi ini bukanlah yang terakhir melawan kaum Zionis, tapi justru baru tahap awal,\" tegas Ubaida sebagaimana dikutip Al Arabiya.
Sementara itu, seperti dilaporkan Al Jazeera, warga Gaza yang tinggal di bagian utara dan timur kawasan seluas sekitar 400 kilometer persegi itu yang secara geografis paling dekat dengan perbatasan Israel memilih mengungsi. Di ibu kota Gaza City, warga memilih berdiam di rumah masing-masing dan hampir semua toko masih tutup.
Mereka tidak tahu apakah Israel jadi melakukan serbuan darat atau tidak. Tapi, kabar baik datang dari Kairo, Mesir, kemarin. Menyusul pertemuannya dengan Perdana Menteri Turki Recep Tayip Erdogan dan pentolan Hamas Khaled Meshaal, Presiden Mesir Mohamed Morsi menyebutkan, ada indikasi kuat gencatan senjata segera tercapai.
\"Kami terus berkomunikasi secara intensif dengan Hamas dan Israel. Meski tak ada jaminan, bisa jadi gencatan senjata itu akan tercapai segera,\" ujarnya dalam jumpa pers bareng Erdogan seperti dikutip Al Arabiya.
Oktober lalu Mesir sebenarnya sudah memediatori pertemuan informal antardua kubu, tapi tanpa hasil. Morsi lantas mengutus Perdana Menteri Hisham Qandil ke Gaza Jumat lalu (16/11) untuk menyatakan dukungan sekaligus merintis gencatan senjata.
Upaya merintis gencatan senjata juga dilakukan Prancis. Kemarin Menteri Luar Negeri Laurent Fabius terbang ke Israel untuk kunjungan sehari. Fabius dijadwalkan bertemu dengan para pejabat Israel sekaligus Presiden Otoritas Palestina yang berkedudukan di Tepi Barat Mahmoud Abbas.
Begitu pula halnya dengan Liga Arab. Petinggi organisasi negara-negara Arab itu, Nabil Elaraby, menyatakan bahwa dirinya akan memimpin tim untuk pergi ke Gaza. \"Itu akan dilakukan besok (hari ini) atau lusa (besok),\" ujarnya.
Baik Mesir, Prancis, maupun Liga Arab, semua harus secepat mungkin mengupayakan gencatan senjata tersebut. Itu dimaksudkan agar korban tak semakin banyak yang berjatuhan, menyusul tak berimbangnya kekuatan kedua kubu. Apalagi jika sampai serbuan darat terjadi.
Hanya beberapa kilometer dari para tentara cadangan Israel yang tengah riang menyantap salad tadi, Mohammed Abdullah, seorang warga Gaza, mengaku hanya bisa pasrah kalau serangan darat benar-benar terjadi. Dia pun bersiap mengungsikan keluarganya ke tengah kota Gaza City yang dirasa lebih aman.
\"Kami hanya punya roket, sedangkan Israel memiliki jet tempur F-16, helikopter Apache, dan tank. Kalau mereka sampai melakukan serbuan darat, kami hanya bisa pasrah kepada Tuhan,\" ujarnya kepada The Sunday Telegraph.
(ttg)