‘’Penerimaan (Revenue) itu kan sama dengan Price (Harga) dikalikan Quantity (jumlah produk). Kalau price turun, tentu revenue juga akan turun. Kalau revenue turun, artinya kontribusi terhadap PDRB juga turun,’’ terangnya.
Kalaupun angka pertumbuhan akhir 2012 ini 7,3 persen sebutnya, itu artinya angka pesanan. Karena kondisi riil di lapangan tidak demikian. ‘’Coba tanya showroom-showroom, bagaimana tidak pemesanan sepeda motor. Tadi dokter di Sungai Bahar saja mengeluh, pasiennya berkurang sejak sawit turun,’’ tegasnya.
Mengenai tidak samanya harga ketetapan pemerintah dan di lapangan ini, Kadisbun Provinsi Jambi, Ir Tagor Mulia Nasution, yang dikonfirmasi kemarin menyebutkan, bahwa kualitas sawit petani yang tidak sama dengan yang ditetapkan oleh PKS. ‘’Kalau kualitasnya sama, pasti harganya sesuai ketetapan,’’ tukasnya.
Petani yang sawitnya dihargai di bawah ketetapan pemerintah itu katanya, juga petani non plasma. Sedangkan petani plasma aman. ‘’Kalau petani non plasma terkadang saat harga naik tidak jual ke PKS, saat harga turun baru mau jual ke PKS,’’ katanya.
( arm/cr7 )