Menurut Shobarmen, pihaknya akan mengawal aksi jalan kaki para petani Jambi ke Kabupaten Lampung Tengah, yang ren cananya dilakukan hari ini.
’’Malam ini kami berikan pengamanan, baik secara terbuka maupun tertutup. Besok (hari ini, Red) pun ketika melanjutkan perjalanan kami kawal hingga perbatasan Lamteng,” paparnya.
Kapolsek Menggala Kompol Yusep Arfan menambahkan, hingga kemarin pihaknya telah meminta keterangan dua penjaga malam dan tiga warga Suku Anak Dalam 113 yang menginap di lapangan tenis indoor tersebut.
Sayang, penyelidikan masih menemui jalan buntu karena semua saksi mengaku tidak mengetahui secara jelas siapa pelaku pembakaran mobil itu. Mereka hanya melihat api telah berkobar dan membakar mobil tersebut.
Sementara, Ketua Deputi Politik Komite Pim pinan Wilayah Partai Rakyat Demokratik (KPW PRD) Lampung Rachmat Husein D.C. menduga pengeboman yang terjadi ter hadap para petani Jambi tersebut telah direncanakan. Ia mencurigai ada sebuah skenario besar di balik insiden itu.
’’Kami rasa pengeboman ini sudah direncanakan. Saya tidak tahu siapa yang merencanakan itu. Yang pasti, para petani Jambi ini sekarang tidak punya logistik la gi, dan perjuangan kami tidak berhenti sam pai di sini. Kami akan melanjutkan perjuangan ke Istana Negara,” ujar Husein –sapaan akrabnya– kemarin.
Dia secara tegas meminta aparat penegak hukum mengusut tuntas insiden itu. ’’Kami pun mengutuk keras tindakan pengeboman mobil logistik aksi jalan kaki 1.000 km ke Istana Negara yang dilakukan oleh petani Sumatera (Jambi dan Lampung),” ucapnya membacakan sikap PRD.
Selanjutnya, PRD juga menyerukan agar pemerintah SBY-Boediono, gubernur, bupati, dan wali kota se-Indonesia menegakkan serta melaksanakan pasal 33
UUD 1945 dan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 secara konsisten.
Terpisah, Wakil Bupati Tuba Heri Wardoyo juga langsung bereaksi terhadap kasus itu. Menurut dia, longmars Suku Anak Dalam sudah diterima Lembaga
Adat Megou Pak Tuba dan telah dilepas untuk melanjutkan perjalanan. Namun karena kesorean, mereka meminta izin menginap di Gedung Kartini.
’’Namun, Gedung Kartini tidak cocok jadi tempat menginap. Kami pun mempersiapkan lapangan tenis indoor yang memiliki fasilitas MCK,” ujarnya melalui
Black Berry Messenger tadi malam.
Ditambahkan, pada malam itu, pihaknya juga membantu para petani dengan menyiapkan konsumsi. ’’Tetapi, pagi tadi ada berita kendaraan mereka terbakar. Saya sudah konfirmasikan ke Kapolres
dan saat ini sudah ditangani kepolisian. Siang ini (kemarin, Red), mereka masih kita bantu untuk makanannya,” tandas Heri.
Sebelumnya diberitakan, puluhan warga Suku Anak Dalam 113 tiba di Kelurahan Menggala, Kecamatan Menggala, Tuba, Jumat (4/1). Sebelumnya, mereka telah menghabiskan waktu 24 hari berjalan kaki