Delapan Perusahaan incar bandara Bungo
MUARA BUNGO – Kontrak penerbangan antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bungo dan Maskapai Susi Air habis. Meskipun demikian, Maskapai yang memiliki rute Bungo-Jambi, Bungo-Bengkulu, dua kali dalam satu mingu itu masih melakukan penerbangan. Karena, pihak Maskapai Susi Air masih ingin menjalin kerjasama.
Saat ini, Pemkab Bungo dan pihak bandara masih menjajaki beberapa perusahaan penerbangan yang ingin melakukan kerjasama. Bahkan, saat ini masih dalam proses pelelangan di Medan.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Kabupaten Bungo, Syahrirudin mengakui hal itu. Menurutnya, konrak antara pihak Bandara dan Maskapai Susi Air memang sudah habis. “Saat ini masih dalam pelelangan,” katanya, saat dikonfirmasi sejumlah wartawan di kantor Bupati, (7/1) kemarin.
Setidaknya, sudah ada delapan perusahaan yang telah mengincar Bandara Bungo, hanya saja, Syahrirudin tidak mengetahui perusahaan apa saja yang telah masuk tersebut.
“Banyak perusahaan yang berminat. Kalau tidak salah sudah ada delapan perusahaan lah. Saya tidak tahu pasti berapa jumlah perusahaannya,” tandasnya.
Untuk kapasitas penumpang, yang dilelang pada saat ini lebih besar dari pada Maskapai Susi Air lalu. “Kapasitas 18 tempat duduk, sedangkan susi Air yang lalu hanya 12 tempat duduk,” tegasnya.
Hal yang sama juga dikatakan Kepala Bandara Bungo, Joko Sudarso. “Memang, kontrak sudah habis,” katanya, saat dihubungi harian ini melalui via ponselnya. “Saat ini masih dalam pelelangan siapa yang berhak menjadi rekanan kita dibandara Bungo ini,” tambahnya.
Hanya saja, dia juga tidak mengetahui perusahaan apa saja yang ikut lelang itu. Karena, hal tersebut bukanlah wewenang dari pihak Bandara Muara Bungo. “Kita hanya terima hasil. Kita masih berpuast ke-Bengkulu,” tandasnya.
Namun, dia juga memberikan gambaran Maskapai yang ikut lelang. Diantaranya, Susi Air dan Kassa, Dengan kapasitas 12, 18 dan ada yang 20 tempat duduk. Yang ikut lelang tersebut tak hanya Badara Muara Bungo saja, Seluruh Banadara di Sumaterapun juga ikut lelang. “Kalau sudah selesai, langsung kontrak dan terbang,” tegasnya.
Dia mengakui, Bandara Muara Bungo memang masih tergantung pada Provinsi Bengkulu. Karena, Bandara Bungo belum mempunyai Diva tersendiri. “Kita masih ikut Bengkulu,” imbuhnya.
Untuk rencana pembangunan, pada tahun 2013 ini akan dimaksimalkan. Karena, operasional Bandara Bungo belum berjalan dengan baik. Selain itu masih banyak perangkat-perangkat yang belum imiliki. Seperti, keamanan, pemadam kebakaran, dan perapian.
“Kita usahakan tahun 2013,’ tegasnya.
(fth)