Pencarian Malah Pakai Paranormal
MUARABULIAN- Warga Desa Aro kecamatan Muarabulian sontak dihebohkan dengan menghilangnya M.Sidqi Arisni (11) siswa kelas IV SD 56 Batanghari. M.Sidqi Arisni, anak kedua dari pasangan M.Zuhdi dan Mizna warga Rt.03 Desa Aro menghilang dari rumah sejak pukul 06.00 WIB sore hingga pukul 04.00 WIB, dan menjelang waktu subuh Kamis malam kemarin korban baru ditemukan warga.
Informasi yang diperoleh koran ini kemarin menyebutkan. Pada malam itu, ratusan warga Desa Aro ikut mencari korban, bahkan hampir seluruh para normal yang berada di Desa itu juga dilibatkan dalam pencairan. Menurut para normal, korban menghilang karena takut pulang kerumah, ada juga yang mengatakan korban disembunyikan mahluk halus.
Kades Aro Ahmad Zaki, saat dikonfirmasi oleh sejumlah wartawan diruang kerjanya kemarin membenarkan adanya kejadian tersebut. Dirinya menjelaskan, korban menghilang karena takut dengan orang tua. \"Menurut warga, korban menghilang karena takut dengan orang tuanya. Sebab sudah dua hari korban tidak masuk sekolah dan enam hari tidak mengaji. Hal ini ia lakukan karena merasa trauma, disekolah sering dikompas oleh teman-temannya yang mengatasnamakan geng kapak merah,\"kata Kades.
Ditambahkannya, orang yang pertama kali menemukan korban yaitu Mahmud. Korban ditemukan dibelakang rumahnya(Kades Aro) dengan posisi tertidur duduk. Saat ditemukan korban membungkam (tidak bersuara) kondisi tubuh dan pakaiannya dipenuhi lumpur. Korban baru sadar setelah di bawa kerumah orang tuanya. \"Saat ditemukan sekitar pukul empat subuh itu, korban tidur duduk dibelakang rumah saya. Anehnya, saat pencarian malam itu, beberapa warga melintas disamping korban, namun tidak kelihatan. Menurut pengakuan korban, beberapa senter warga sempat menyinari wajahnya, namun korban tidak bisa berteriak seakan-akan mulutnya terkunci,\"ungkap kades. Orang tua korban M Zuhdi (38) yang diketahui karyawan PLN ranting Muarabulian saat dikonfirmasi dikediamannya (31/1) kemarin mengatakan. Putranya berprilaku sangat baik dan pendiam, tidak masuk sekolah berkemungkinan trauma dengan kejadian yang menimpanya. \"Saya tidak pernah bersikap terlalu kasar dengan dia (korban-red). Mungkin putra saya ketakutan sendiri tidak mau pulang malam itu. Akibat takut pulang kerumah pikiranpun kosong, bisa jadi saat itu dia terbawa arus oleh mahluk halus, untung saja putra saya tidak dirasukinya,\"beber Zuhdi kemarin.
Menurut keterangan M.Sidqi Arisni (11) saat dimintai keterangan terkait kejadian yang menimpanya kemarin mengatakan. Setelah dari masjid yang tidak jauh dari rumahnya sore itu, ia langsung pergi. Hingga larut malam dirinya tidak tahu mau kemana. \"Sayo meraso di ajak orang pergi, dio baik nian, ajakan dio sayo ikuti be. Perasaan sayo waktu itu kosong, bahkan saat tidur duduk tu sayo meraso tidur dikasur yang empuk. Cahayo sinter banyak yang menyinari wajah sayo, tapi mulut dak bisa ngomong, macam dikuncinyo,\"kata M.sidqi dengan logat jambi aslinya kemarin.
Awal peristiwa menghilangnya bocah tersebut, karena trauma tidak mau sekolah dan mengaji. Dirinya takut dikompas kembali oleh rombongan geng kapak merah disekolahnya. Terkait komplotan geng kapak merah yang pelakunya tidak lain anak-anak SD 56 Desa Aro. Pagi harinya, pihak sekolah melaporkan kejadian itu dengan pihak kepolisian. Sekitar empat orang anggota Polsekta Muarabulian turun kesekolah dengan memanggil komplotan geng dan masing-masing wali murid untuk diberikan pembinaan.
\"Yang jelas, semua anak-anak yang terlibat bahkan para wali murid sudah dipanggil oleh pihak Polsek dan sekolah untuk diberikan pembinaan. Ini kami lakukan agar kedepan tidak terjadi lagi hal-hal yang tidak diinginkan. Mudah-mudahan dengan kejadian ini anak-anak yang bersangkutan bisa menyadari apa yang ia lakukan. Kami berharap kedepan tidak terjadi lagi, peristiwa seperti ini,\"cetus Kepsek SD 56 Desa Aro Hj.Quraisin, ketika dikonfirmasi (31/1) kemarin.
(Adi)