BTN Siap Turunkan Bunga KPR

Kamis 07-02-2013,00:00 WIB

JAKARTA- Sektor properti terus menggeliat dengan pertumbuhan di atas 7 persen pada tahun 2012 lalu. Perbankan pun berancang-ancang untuk mempertajam penetrasinya di sektor tersebut.

Direktur Utama Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Maryono mengatakan, pasar kredit properti terus berkembang seiring dengan tingginya permintaan dan turunnya suku bunga. “Tahun ini, kami lihat masih ada ruang (suku bunga KPR) untuk turun,” ujarnya kepada Jawa Pos kemarin (6/2).

Menurut Maryono, dengan tingkat BI Rate yang stabil serta berbagai langkah efisiensi yang dilakukan, tren penurunan suku bunga KPR memang diperkirakan terus berlanjut. “Tahun lalu, suku bunga KPR BTN di kisaran 8 - 10 persen, nanti bisa lebih rendah,” katanya.

Penurunan suku bunga KPR diperkirakan bisa berpengaruh pada tingkat suku bunga perbankan secara nasional. Sebab, saat ini bank pelat merah tersebut merupakan market leader di bisnis kredit properti dengan market share atau pangsa pasar hingga 25 persen.

Maryono menyebut, tahun ini target pertumbuhan penyaluran KPR masih akan tinggi, meskipun tidak setinggi tahun lalu yang mencapai 28 persen. “Tahun ini target kami tumbuh 23 persen. Melihat permintaan yang tinggi, kami optimistis target itu bisa terpenuhi,” ucapnya.

Bagaimana dengan aturan loan to value (LTV) yang diterapkan Bank Indonesia (BI) sejak pertengahan tahun lalu? Menurut Maryono, aturan tersebut memang berpengaruh pada laju pertumbuhan kredit kelompok menengah dan atas. “Tapi, secara umum tidak berpengaruh signifikan,” jawabnya.

Sebagaimana diketahui, untuk mengerem lonjakan kredit properti, tahun lalu mengeluarkan aturan LTV maksimal 70 persen untuk KPR dengan luas rumah 70 meter persegi ke atas. Artinya, masyarakat yang ingin mendapat KPR untuk membeli rumah seluas itu harus menyetor uang muka minimal 30 persen dari harga rumah.

 Ketua Komite Bidang Properti dan Kawasan Industri Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Teguh Satria menambahkan, saat ini kebutuhan rumah di Indonesia masih sangat tinggi, yakni hingga 2,95 juta unit per tahun. “Jadi, peran perbankan sangat besar dalam mendorong pertumbuhan sektor properti,” ujarnya.

(jpnn)

Tags :
Kategori :

Terkait