Pasokan Elpiji Tersendat

Senin 13-05-2013,00:00 WIB

Harga Melangit, Warga Menjerit

JAMBI – Entah apa penyebabnya, pasokan elpiji di beberapa wilayah di provinsi Jambi tersendat. Akibatnya, warga kesulitan dalam mendapatkan elpiji baik isi 3 Kg maupun 12 Kg.

Sebut saja misalnya di kabupaten Merangin. Sejak dua bulan, di bumi Tali Undang Tambang Teliti ini, pengecer di sana tidak mendapatkan pasokan elpiji.

\"Sudah dua bulan belakngan ini, kami tidak mendapat pasokan elpiji, karena ada pihak agen yang mengambil pasokan tersebut\" Kata Rian, pangkalan elpiji di pasar Bangko.

Dirinya mensinyalir, saat ini banyak pangkalan  elpiji yang tutup akibat minimnya pasokan. ‘’Kami hanya menjual sisa pasokan lama,\" jelas Rian.
Sedangkan harga Elpiji elpiji di kabupaten merangin saat ini Rp 17 ribu untuk ukuran 3 Kg. Sedangkan untuk harga Elpiji elpiji ukuran 12 Kg dipasaran masih Rp 100 ribu. 

Wargapun banyak mengeluhkan mahalnya harga gas ini. Salah satunya warga kota Jambi, Sujud.  Mahalnya harga gas 3 Kg membuat ia beralih menjadi konsumen gas 12 Kg.

                                “Kalau untuk masak biasanya kami pakai Elpiji 3 kg, kini kami terpaksa memakai Elpiji 12 kg, walaupun mahal tapi tetap harus pakai lah,“ ujar pedagang gorengan ini.

Dikatakan sujud, dampak kelangkaan dari Elpiji 3 kg tersebut sudah dirasakannya sejak beberapa hari yang lalu. Sebutnya, sebelum seminggu atau beberapa hari yang lalu, Elpiji 3 kg tidak lah langka.

Anggota komisi B DPRD Kota Jambi Paul Andre Marisi yang dikonfirmasi Koran ini mengatakan hal tersebut diakibatkan kuota Elpiji 3 kg untuk Kota Jambi tidak terdeteksi. Hal tersebut karena Pemkot tidak hadir dalam rapat terkait Elpiji 3 kg di Palembang.

\"Penyebabnya Kuota tidak terdata atau tidak terdeteksi. Dan itu dikarekan Pemkot tidak hadir dalam rapat di Palembang,\" ujar Paul.

Untuk antisipasi penimbunan Elpiji 3 kg, Paul meminta Pemkot untuk menertibkan penjualan Elpiji 3 kg tersebut.

\"Pasca rapat dengan pertamina terkait Elpiji 3 kg tanggal 17 Mei nanti, kita minta pemkot untuk menertibkan penjualan Elpiji 3 kg tersebut. Itu kan seharusnya yang bisa menjualnya hanya di Agen dan pangkalan saja, jadi toko atau ruko lain tidak bisa,\" tandasnya.

Kadisperindag Izhar Muzani yang dikonfirmasi baru-baru ini, juga belum mengetahui secara pasti penyebab kelangkaan Elpiji 3 kg tersebut.

\"Kita belum sempat memantau ke bawah, jadi kita tidak tau apa penyebabnya,\" ujarnya.

Dari Bungo sendiri dilaporkan, pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bungo mengajukan penambahan kuota Elpiji Elpiji ukuran 3 Kg. Asisten II Setda Bungo, Budi Hartono mengatakan, pengajuan tersebut disampaikan kepada pertamina Jambi.
“Penambahan tidak terlalu banyak,” jelasnya. Karena, pemkab Bungo mengkhawatirkan Elpiji 3 Kg tersebut disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Biasanya, barang yang subsidi itu rawan penyelewengan. Makanya kita ajukan sedikit,” pungkasnya, tapa menyebutkan berapa jumlah kuota yang diajukan tersebut.
Lebih lanjut ia mengatakan, sesuai dengan aturan, untuk Elpiji 3 kg, limit harga adalah Rp 15 ribu. Ketentuan tersebut berlaku pada jarak maksimal 40 Kilo Meter dari SPBE (stasiun pengisian, red). Lebih dari jarak 40 km, merupakan kondisi khusus yang ada kebijakan tersendiri.
“Kalau dijual lebih tinggi, ya tidak boleh. Karena ini barang bersubsidi pemerintah harus intervensi. Kecuali Elpiji non subsidi, silakan jual dengan harga berapapun. Itu kan bisnis murni,” sebutnya lagi.

Dari Batanghari dilaporkan,  harga Elpiji tersebut melambung tinggi. Bahkan mencapai dua kali lipat dari harga normal. Seperti di Kecamatan Muaratembesi harga elpiji 3 kg mencapai Rp 30 ribu. A kibat dari kelangkaan tersebut membuat warga banyak beralih ke elpiji yang 12 kg.
    Salah satu pemilik warung makan di Jln Jambi-Muarabulian, Murtati (35),  mengakui sudah dua pekan terakhir ini kesulitan mendapatkan elpiji 3 kilogram.

Tags :
Kategori :

Terkait